Kaia menarik tangan Sena dengan langkah cepat, meninggalkan Bara yang masih berdiri di sana. "Lo, Kai! Serius ninggalin tunangan lo gitu aja?" Sena bertanya, berusaha menahan tawa. Kaia mengedikkan bahu. "Biarin. Orang dia punya Pak Tio. Nggak bakal kelaparan." Sementara itu, Bara masih berdiri di tempatnya, menatap punggung Kaia yang berlalu. Ia menghela napas panjang dan berbalik ke arah Tia, Rini, serta beberapa karyawan yang masih di sana. "Ngapain masih di sini? Kerja atau kalian mau saya kirim surat mutasi?" tatapannya tajam. Mereka semua langsung bubar tanpa banyak bicara, meninggalkan Bara yang menggerutu sendiri. "Dasar gadis kecil, berani-beraninya ninggalin gue begitu aja." Namun, senyum kecil tersungging di bibirnya. Ia tahu Kaia hanya sedang ingin bebas sesaat. --- Di ka

