Setelah pembicaraan serius siang tadi dengan Reynar, Bara tenggelam dalam diam. Pikirannya terus berputar, memikirkan percakapan itu. Hingga kini, dalam perjalanan pulang, tatapannya hanya lurus ke depan, fokus menyetir namun kosong, seperti ada ribuan pertanyaan yang tak henti menghantui benaknya. Di sampingnya, Kaia hanya bisa menghela napas. Sudah tiga kali dia mencoba memanggil Bara, tapi tak satu pun mendapat respons. Pria itu seperti terisolasi dalam pikirannya sendiri, tak seperti biasanya. Sesampainya di mansion, Bara langsung masuk tanpa menoleh apalagi menunggu Kaia. Pria yang biasanya penuh perhatian, selalu menggoda, dan tak pernah melewatkan kesempatan untuk mengusili Kaia, kini hanya berjalan lurus dengan raut wajah yang sulit diterjemahkan. Kaia memandang punggungnya yang

