Mobil melaju dalam keheningan. Bara menyetir dengan kecepatan stabil, matanya fokus ke jalan, meskipun pikirannya berkecamuk. Kaia duduk diam di kursi penumpang, pandangan kosong menatap keluar jendela. Udara malam terasa dingin, tetapi suasana dalam mobil terasa lebih beku. Hanya suara mesin yang terdengar, mengisi ruang di antara mereka yang dipenuhi pikiran masing-masing. Bara meliriknya beberapa kali, berharap Kaia akan berbicara. Tetapi tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari bibir gadis itu. — Setelah hampir dua jam perjalanan, mereka akhirnya tiba di Batu. Udara pegunungan yang segar masuk melalui celah jendela mobil, memberikan sedikit ketenangan di antara kekacauan yang meliputi hati mereka. Bara memutar kemudi, memasuki kawasan perumahan elit, di mana rumah keluarga K

