Pantai Seminyak sore itu terasa begitu hangat. Langit biru yang mulai berubah menjadi jingga keemasan berpadu sempurna dengan suara deburan ombak yang menenangkan. Di tepi pantai, Kaia berdiri dengan tangan di pinggang, memandang Bara yang tengah sibuk mengetik di ponselnya. “Kak, HP kamu,” ucapnya tiba-tiba, menengadahkan tangan sambil menatap pria itu dengan ekspresi penuh harap. Bara menoleh sekilas, alisnya sedikit terangkat. “Buat apa?” tanyanya datar. Kaia terkikik kecil. “Buat selfie, lah! Lumayan kan punya foto cewek cantik daripada ntar dikira kakak belok,” candanya sambil tertawa terbahak, senang berhasil menggoda pria itu. Bara menatapnya dengan mata menyipit, jelas tidak terhibur. “Belok? Kamu ini…” “Bercanda, Om!” potong Kaia cepat sebelum Bara sempat menyergah. Namun, ta

