Day 102. Calon

1674 Kata

Perempuan jalang! Perempuan jalang! Ucapan itu menggema dalam kepala Chandni. Dadanya terasa sakit. Penglihatannya berkabut oleh bibit tangis. Chandni tiba di pondok, melintasi ruang makan dan terhenti di sana karena butuh sandaran. Dia duduk mengempas, bertelungkup di meja makan, lalu terisak. Punggungnya berguncang, kehilangan pertahanan. Dalam sekejap rasa cinta kasih terganti luka lara hanya karena satu ucapan. Chandni tidak sanggup lagi jika harus berhadapan dengan Tuan Imdad. Dirinya begitu hina bagi Tuan Imdad. Kepada siapa lagi dia bisa berbangga diri dan minta dimanja? kepada siapa lagi dia memuja dan berkasih sayang? Pemandangan indah dunia yang dilihatnya hanyalah cermin ilusi dan sekarang cermin itu remuk. Kepingannya berjatuhan menciptakan sekian banyak bayangan Tuan Imdad

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN