“Terima kasih tumpangannya. Kamu hati-hati di jalan, ya.” Kalimat yang selalu terlontar saat Eve sampai di tempatnya bekerja. Wanita itu bersiap untuk turun dari mobil mewah yang dikemudikan oleh Arnesh. Mobil yang berhasil membuat karyawan lain takjub dan juga iri akan keberuntungan Eve. Menganggap Arnesh pacar idaman yang setia dan tidak memandang rendah pekerjaan pacarnya. Selain pujian, ada juga yang memandangnya nagatif. Hanya saja, ia tidak pernah menanggapi meski ada bisik-bisik jika ia adalah wanita simpanan. “Nanti saya jemput kamu. Sepertinya saya pulang cepat.” Eve menggeleng. “Tidak perlu. Nanti saya mau bertemu teman saya.” “Siapa?” tanya Arnesh dengan kilat mata curiga. “Terus makan malam saya?” “Teman waktu kerja di butik dulu. Makan malam kamu ada di kulkas, tinggal di