Evelyn berusaha menarik kedua sudut bibirnya ketika seorang Alex ada di hadapannya. Posisinya saat ini adalah sebagai waitress dan siapa pun orang yang datang, harus disambut dengan baik. Tidak peduli masalah apa yang pernah terjadi, Evelyn harus bisa bersikap profesional. Meski di dalam hatinya, ia sangat takut dan khawatir. Membayangkan pria di hadapannya membuat masalah di tempatnya bekerja. “Se – selamat datang.” Alex berdiri tepat di hadapan Eve. Menyunggingkan senyum, namun justru terlihat menakutkan. Senyum yang mengandung niat tidak baik kepada Eve. Senyum yang ia lihat pada malam itu, meninggalkan bekas yang cukup buruk. “Tolong layani saya, Eve. Hanya kamu, jangan ada yang lain.” Eve mengangguk kaku. “Ba – baik.” Tidak bisa menghindar, akhirnya Eve mengarahkan Alex ke meja k