Bab 93. Tidak Bisa Mengelak.

2112 Kata

“Jawab Ayu!” Suara keras Bayu membuat Ayu berjingkat. Wanita yang duduk dengan dua tangan terkepal di atas pangkuannya itu tidak menjawab. Ayu merapatkan sepasang bibirnya. Bayu menganggap keponakan istrinya itu seperti anaknya sendiri. Dia memang bukan orang yang bisa menunjukkan perhatian, tapi bukan berarti dia tidak menyayangi Ayu sebagai anak. Sedari lama dia menginginkan Ayu yang menjadi istri putra semata wayangnya. Namun, apa yang baru saja dikatakan oleh putranya tenang Ayu membuatnya kecewa—jika memang semua itu benar. Dia tidak percaya Ayu bisa melakukan hal seburuk itu. Dan dia masih punya sedikit harapan Ayu akan menyangkal. Di samping Bayu, Sintya menatap sang keponakan dengan sorot mata yang tidak bisa ditebak artinya. Kepala wanita itu menggeleng kala tatapannya bertemu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN