“Jadi sekarang Arga di Semarang?” Tidak mungkin Tara menyembunyikan keberadaan Arga dari keluarganya. Sekalipun kakaknya—Juna, sama sekali tidak memberitahu mereka. Tidak pada saudara-saudara mereka, ataupun orang tua mereka. Cepat atau lambat, kedua orang tua dan saudara-saudaranya pasti juga akan tahu. Setiap akhir minggu mereka akan datang ke Semarang. Itu artinya dua hari lagi. Dan Tara tidak ingin mereka tahu dengan mata kepala sendiri. Lebih baik dia memberitahu sekarang. “Iya, Ma.” “Kalian sudah berbaikan? Kamu sudah membuat keputusan?” Tara terdiam beberapa saat. Wanita itu memutar kepala ke arah Arga yang sedang fokus dengan laptop di depannya. Saat datang, Arga tidak membawa laptop. Pria itu memakai laptopnya untuk bekerja dari rumah. “Aku mencintainya, Ma,” jujur Tara. Lal