“Biarkan dia menikah lagi. Biarkan dia punya istri yang bisa melayaninya. Kamu akan tetap menjadi istri Arga, dan juga tetap bekerja seperti sekarang. Istri baru Arga akan membantumu mengurus Arga. Bukankah itu bagus? Karirmu tidak akan terganggu, dan suamimu tetap terurus.” Tara membalas tatapan sang mertua seraya mengatur tarikan dan hembusan napas sepelan mungkin. Beberapa detik terlewat, tanpa Tara menyahut. "Papa memberi solusi terbaik untuk rumah tanggamu." “Oh. Apa istri baru suamiku juga akan tidur satu ranjang dengan suamiku?” Akhirnya Tara merespon. “Tentu saja. Arga harus bisa adil. Dia bisa membagi waktu untuk kalian berdua.” Tara terdiam beberapa detik sebelum menggerakkan kepala turun naik dua kali. Respon Tara membuat ekspresi wajah Bayu yang semula datar, mulai beruba