Tidak ada lagi penerbangan ke Lombok petang itu. Akhirnya Arga menyewa kapal ferry. Setidaknya menggunakan Ferry lebih cepat dibanding jika menggunakan mobil. Saat tiba di hotel Kanaya, jam sudah menunjukkan pukul 11 malam. Beruntung masih ada kamar kosong yang bisa ia sewa di hotel tersebut. Bukan berarti karena ia menantu pemilik hotel, lalu menggunakan privilege itu untuk menginap dengan gratis. Tidak sama sekali. Arga masuk ke dalam kamarnya. Pria itu mengeluarkan ponsel lalu memeriksa room chat dengan Tara yang masih belum ada perubahan. Belum ada balasan dari Tara setelah ia mengirim beberapa pesan. Arga menarik pelan namun panjang napasnya. Menahan beberapa saat lalu menghembus sama pelan. Dia tidak boleh marah. Tara yang berhak marah karena ia mengingkari janji. Arga kemudian m