“Bangun, Sayang. Ayo kita pergi. Kamu bilang belum pernah periksa ke dokter.” Tara melenguh, merasa tidurnya terganggu. Setelah mematikan ponsel hingga sang suami tidak bisa menghubungi dirinya, Tara akhirnya tertidur. “Bangun, Princess. Ayo, Kak Mekka sudah menunggu kita.” Tara mengerjapkan mata. Begitu melihat wajah mamanya, Tara mengucek mata. “Apa, Ma?” tanya Tara masih belum mendapatkan kesadaran penuh. Wanita itu pelan-pelan mengangkat tubuhnya, hingga akhir terduduk. Masih dengan mata yang belum benar-benar terbuka, Tara menatap sang mama. “Kita ke rumah sakit. Cek kehamilan kamu, Sayang. Ayo,” ajak Naya sambil tersenyum. “Kamu cuci muka, ganti baju. Kita berangkat sekarang.” Tara mengerjap. Tarikan napas panjang wanita itu lakukan. Melihat senyum sang mama, Tara menggeser tubu