Arga berbaring miring dengan satu tangan berada di atas pinggang Tara yang juga berbaring miring. Namun wanita itu memunggungi dirinya. “Sayang, hadap ke sini, dong,” pinta Arga. Kan lebih enak kalau tidurnya berhadapan. Apalagi sekarang sudah tidak ada guling di antara mereka. Dia bisa mendekap Tara dalam tidurnya. “Nanti kita tidak tidur.” “Kenapa tidak tidur?” tanya Arga sambil mengangkat kepala lalu melongok sang istri yang masih belum merubah posisi berbaringnya. Tara menghembus napas. Sudah lebih dari setengah jam mereka berbaring. “Gimana mau tidur kalau kamu tidak berhenti menciumku, Mas?" Tara mengeluh. Mereka harus istirahat. Besok harus bekerja. Wanita itu memutar bola mata mendengar suara kekehan di belakangnya. Tentu saja itu bukan suara setan, tapi pria yang masih memelu