“Bagaimana kakimu, Sayang?” tanya Rose begitu tiba di meja yang sudah dihuni oleh putra dan menantunya. Pagi hari, dan mereka memang sudah berjanji akan makan bersama. Wanita itu datang lebih dulu dibanding para orang tua lainnya. “Sudah lebih baik, Ma.” Rose menghembus napas lega. Kepala wanita itu bergerak turun naik. Rose menarik punggung kursi di samping Tara kemudian mendudukinya. Wanita itu baru akan membuka suara lagi ketika mendengar langkah kaki beberapa orang mendekat. Wanita itu memutar kepala ke arah datangnya suara. Rose tersenyum melihat Naya berjalan mendekat bersama sang suami. Pandangan mata wanita itu kemudian bergeser ke belakang Naya dan Alka. Kembali tersenyum tipis ketika tatapan matanya bertemu dengan sepasang mata istri mantan suaminya. Tara tersenyum lebar. Wan