Tara bersyukur setidaknya ia memiliki waktu satu minggu untuk mempersiapkan diri, sebelum harus menghadapi kebencian keluarga Arga. Setelah menginap semalam di hotel, Arga membawa sang mama ke apartemen pria tersebut. Tentu saja bersama dengan Tara. Mereka akan tinggal bertiga sementara waktu. Selama mama Arga berada di Jakarta. “Ayo, masuk.” Arga mendorong daun pintu lebar-lebar. Pria itu menarik langkah ke samping, mempersilahkan sang mama dan juga istrinya untuk masuk ke dalam apartemen. Arga memperhatikan Tara yang masih sedikit terpincang saat mengayun kaki dengan menggunakan kruk. Tarikan napas panjang pria itu lakukan. Setelah keduanya masuk, barulah Arga mengikuti kemudian menutup kembali daun pintu. Pria itu menarik dua koper. Miliknya dan milik sang istri, sementara Rose memba