Sumpah, Tara malu setengah mati. Bagaimana tidak? Niat hati menolak bantuan Arga, namun pada kenyataannya—ia tidak bisa membuka sendiri kaitan gaun pengantin yang berada di punggung. Mau tidak mau akhirnya ia membiarkan Arga yang membukanya . Tara harus menahan napas ketika merasakan sentuhan tangan Arga di punggungnya. “Yakin tidak butuh bantuanku lagi?” tanya Arga setelah menurunkan zipper yang sebelumnya menutup punggung Tara. Punggung putih bersih yang terasa lembut saat tangannya menyentuhnya. Pria itu menarik pelan napas,berusaha menahan gedoran di dalam d*danya. “Sudah. Cukup. Terima kasih. Kamu bisa keluar.” Hembusan napas keluar dari celah bibir Arga. Pria itu mengangguk kemudian memutar tubuh lalu mengayun sepasang kakinya menjauh. Tara melirik Arga yang berjalan ke arah pi