Malam itu Alfatih tiba-tiba saja merasa gerah berada di dalam rumah. Merasa sumpek, hingga ia akhirnya memutuskan untuk keluar. Tidak punya tujuan yang pasti, Alfatih melajukan mobil mengikuti kemana tangannya bergerak memutar kemudi. Malam itu bakan Alfatih tidak menyalakan AC mobil. Malam sudah sangat larut, dan udara di luar cukup dingin. Dia membuka kaca mobil, menikmati angin malam yang sebenarnya ia tahu tidak sehat. Tapi kali ini justru angin malam membuatnya bisa bernapas dengan lega. Beberapa jam sebelumnya ia baru saja bertemu dengan Windi. Lebih tepatnya, ia menyanggupi permintaan Windi untuk bertemu setelah masalah yang terjadi. Alfatih sadar dia sudah menyakiti Windi, namun dia juga tahu apa yang ia lakukan adalah yang terbaik untuk mereka berdua. Karena setelah kembali bert