“Kenapa diam? Aku tanya siapa kamu? Kenapa kamu masuk ke rumah ini?” Langkah kaki Namira dengan sendirinya bergerak ke belakang. Dua langkah sebelum wanita itu tersadar dan menghentikannya. Sekarang dia bukan lagi Namira yang lemah. Saat ini dia memiliki kekuatan yang jauh lebih besar. “Arga, siapa perempuan ini? Seenaknya saja masuk rumah orang.” Arga yang baru saja tiba, melirik Namira. Pria itu terdiam, tidak tahu harus menjawab apa. “Om lupa sama saya?” Namira memecah hening. “Dulu saya pernah menemui Om bersama Arga. Kami berencana menikah waktu itu, tapi, Om menolak saya mentah-mentah.” Mendengar kalimat panjang itu, Bayu menatap Namira lebih lekat. Lipatan langsung muncul di kening pria tersebut. Beberapa detik kemudian Bayu mengalihkan pandangan mata pada sang putra. Satu meni