Arga melangkah mengikis jarak yang terbentang antara dirinya dan Tara. Sepasang mata pria itu menatap lembut netra yang sedang menyelami kedua manik matanya. “Kamu mau, kan, Sayang? Kita jalani pernikahan kita dengan normal.” “Normal? Aku menginginkan rumah tangga seperti papa dan mamaku. Mereka saling mencintai. Papa sangat mencintai mama. Papa tidak pernah sekalipun menghianati mama. Apa Mas Arga bisa mencintaiku sebesar papa mencintai mama?” Arga mengangguk menyakinkan Tara. Pria itu meraih kedua telapak tangan Tara lalu menggenggamnya. “Aku sadar aku sudah terjatuh pada pesonamu. Aku berusaha untuk menolak perasaanku sendiri, tapi ternyata tidak bisa. Menjauh darimu hanya membuatku semakin tersiksa.” Arga meremas pelan telapak tangan dalam genggamannya. Jantungnya berdegup semakin k