Beberapa hari berlalu keadaan Vian makin membaik. Hera kemarin sudah pulang, sedang Nay kemungkinan besok juga akan menyusul karena kondisinya telah pulih. Hanya saja harus banyak istirahat di rumah karena cederanya bekas kecelakaan belum sembuh total. Sore itu karena merasa jenuh Nay mengajak abangnya ke taman. Duduk di kursi roda, Ezra mendorongnya hingga sampai sana. Berempat dengan Daren, mereka duduk di bangku taman mengobrol menikmati sejuk udara sore. Tentang Revan, Vian sudah diberitahu oleh Ajeng kemarin. Jangan tanya seperti apa perasaannya melihat pria itu tergolek tidak sadarkan diri di ruang ICU. Hidupnya kini tergantung obat dan peralatan medis yang terpasang di tubuhnya. Vian sudah bilang biarpun tidak menyukai Revan, tapi dia juga tidak membencinya. Mau bagaimanapun pria

