Adalah kesalahan besar kalau Revan mengira Ibra dan Sasha datang hanya untuk sekedar menggertak. Terlebih Lena yang pernah menjadi bagian lingkar pertemanan Sasha, sekaligus merasakan seperti apa balasan telah berani berurusan dengan mereka. Seperti halnya kali ini ketika datang bertamu, bingkisan istimewa telah mereka persiapkan untuk tuan rumah. Bak bertemu hantu, Lena yang baru datang melotot terengah dengan muka pucat. Amarahnya makin meluap, karena perempuan yang paling dia benci itu justru tertawa lebar menyambutnya dengan lambaian tangan. Luka di wajahnya saja belum pulih, Sasha sudah berani menantang mendatangi kantor Revan. “Ciee, yang kemarin habis tebar hoax, tapi diajak ngopi malah tidak berani nongol! Malu muka plastiknya belum selesai direparasi, atau karena terlanjur ketah