Aira menatap ke luar bus yang ia tumpangi. Hujan benar-benar menggila di luar hingga menimbulkan kemacetan. Bus yang ia tumpangi rasanya bergerak begitu lambat seolah tak rela ia pergi dari ibu kota. Namun, apalagi yang bisa ia harapkan di sini? Aira melihat lagi foto-foto Raka dengan Yumna dan Elsa. Yah, barangkali jika ia tak ada, Raka bisa kembali bersama mereka. Raka bisa bahagia seperti yang terlihat di foto. Raka mungkin memang ditakdirkan untuk menjadi keluarga mereka, pikir Aira sengit. Aira yang kesal pun akhirnya mencoba menelepon Miko lagi. Beruntung, kali ini panggilannya tersambung dengan sang kakak. "Assalamualaikum, Mas!" "Waalaikumsalam, kamu tadi telepon aku, Ai?" tanya Miko. "Iya, Mas. Aku butuh bantuan," kata Aira cepat. "Kamu kenapa? Apa Doni berulah lagi? Bukannya