Menjelang sore, Aleena mengantar Agastya berjalan ke mobilnya. Pria itu akan tetap berada di Surabaya, tak jauh dari rumah keluarga Aleena, hingga semuanya membaik. “Saya akan menginap di hotel dekat sini,” kata Agastya sambil melirik sekilas ke arah gang kecil yang membelah deretan rumah-rumah tua. “Kalau kamu butuh sesuatu atau ingin bertemu, hubungi saja, ya?” Aleena hanya mengangguk pelan. Perasaannya belum benar-benar tenang. Penolakan Ellody tadi siang masih membekas di dadanya. Tapi, dia mencoba meyakinkan diri bahwa semua akan membaik. Dia hanya perlu bertahan, menerima, dan tak menghindar. Saat sampai di samping mobil, Agastya berhenti. Kemudian dia memutar tubuhnya menghadap Aleena, menatap gadis itu dengan lembut. “Kamu baik-baik saja?” tanyanya menatap Aleena dengan sorot t