Suara deru motor seolah mengisi kesunyian malam larut.Banyak penonton bersorak seolah menyemangati empat raider yang sudah berbaris rapi.
"Tiga....Dua...Satu....Go!!"Sorak seorang gadis yang berdiri di tengah jalan lalu melempar bendera hijau yang sedari tadi dipegangnya.
Mereka dengan kompak langsung menancap gas cepat.
Motor ninja merah saat ini memimpin meninggalkan tiga motor yang lain.
Lintasannya melalui bawah fly over yang berada di pinggir kota.Sepi dan diluar pengawasan polisi.Tentu saja ini balap liar,siapa yang mau membagi uang taruhan untuk menyewa sirkuit yang sebenarnya.
Motor berawarna hitam mulai mensejajari motor merah tadi.Mereka menengok satu sama lain sebelum kembali memacu motor mereka lebih kencang.
Sorak sorai penonton semakin terdengar saat melihat dua motor yang saling beradu kecepatan mulai terlihat.
Seorang gadis melambai-lambaikan bendera bermotif kotak-kotak hitam putih.
Persaingan si motor merah dan hitam semakin terasa sengit.
Mereka tampak menerobos garis finish bersamaan.
"Woah Zee.Kalian bareng finishnya."Ucap Damar sembari menepuk punggung Zee.
"Gue belum pernah liat dia sebelumnya.Anak baru?"Ucap Zee sembari memperhatikan motor hitam yang akan menjadi rivalnya mulai sekarang.
"Yup..baru ikut balapan tapi udah nunjukin progres yang keren, buktinya bisa sejajar sama lo."Damar mengangkat bahunya.
Zee mendegus kesal,siapa sosok dibalik helm hitam itu.
"Jadi setelah gue pertimbangkan mereka.Pemenangnya adalah....."Teriak laki-laki yang merupakan panitia itu.
Penonton banyak meneriakkan nama Zee,begitu pula Damar.
"Anna Quinzell."Lanjut pria tadi.
"Cewe ya."Bisik damar.
Kaca helm hitam itu dibuka.Berhubung helm itu full face hanya bisa terlihat mata gadis itu.
Gadis itu menerima tumpukan uang sebagai hadiahnya.Gadis itu tersenyum kecil dibalik helmnya.
"Thanks."Ucapnya pada Tama si panitia.
Gadis itu melajukan motornya pelan.Dia menengok sejenak saat melewati Zee lalu menutup kaca helmnya keras dan menambah kecepatan motornya.
"Woo...kayanya cakep tuh cewe."Ucap Damar tanpa melepas pandangannya dari motor hitam yang mulai tidak terlihat lagi.
Kayanya ga asing sama matanya.Batin Zee.Dia menerka jika gadis tadi sangat mirip dengan Kiesza tapi langsung dia tampik jauh-jauh.
"Matanya hitam pekat bro tajem lagi."Guman Damar.
Zee mengingat mata Kiesza.Iris mata Kiesza kan warnanya coklat.Batinnya.
"Gue mau balik."Zee menyalakan motornya.
"Gue nyusul nanti."Ucap Damar.
Zee mengagguk sebelum melajukan motornya menuju rumahnya.
☀☀☀☀☀
Kiesza memasang dasi osisnya sembari menggumankan musik yang diputarnya.
"Kie cepet udah siang."Teriak Sheyla dari bawah.
"Ya ka bentar."Jawab Kiesza.
Kiesza mengoles lipblamnya.
"Done."Guman Kiesza.
Kiesza turun dengan menenteng sepatu dan tasnya.
"Pagi kakak terlop-lop."Sapa Kiesza.
"Pagi adek gilanya gue."Balas Sheyla sambil menuang s**u plain untuk Kiesza.
Kiesza mulai memakan roti gandumnya dengan tenang.
"So,semalem pulang jam berapa?"Tanya Sheyla sambil melahap sarapannya.
"Setengah satu."Sheyla mengagguk lalu melanjutkan sarapan mereka.
☀☀☀☀☀
Kiesza menengok ke belakang saat ada yang memanggilnya.Siapa lagi jika bukan Laras yang memanggilnya.
"Pagi beb."Sapa Laras saat berhasil mensejajari Kiesza.
"Pagi uga my bae."Balas Kiesza sambil mencubit keras kedua pipi sahabatnya itu.
Mereka melanjutkan langkahnya nenuju kelas mereka.
"Aduh sakit Kie,lo cowo apa cewe sih nyubitnya keras banget."Laras mengusap kedua pipinya.
"Alah gaya lo.Kek udah pernah dicubit cowo aja."Kiesza melempar tasnya ke atas tempat duduknya.
"Udah pernah dicubit Damar."Guman Laras sebelum menelungkupkan wajahnya.
Kiesza duduk sambil mengulang kata-kata Laras tadi.Dicubit Damar.Batinnya.
"What lo dicubit Damar?"Pekik Kiesza membuat Laras langsung mengangkat wajahnya.
"Lo denger?"Kiesza mengaguk keras.
Laras menepuk pelan bibirnya.
"Sialan."Umpat Laras.
Kiesza mengangkat bahunya acuh.
☀☀☀☀☀
Plak...suara penghapus yang mendarat tepat mengenai meja paling belakang membuat Zee mengangkat kepalanya.
"Zee Erlangga.Bisakah kamu duduk dengan benar?"Tegur guru sejarah yang tadinya sedang menjelaskan materi.
Zee hanya menatap malas guru perempuan itu kemudian dia menyenderkan bahunya ke punggung kursi.
Sial,tau gini mending gue bolos.Batinnya.
Zee beranjak dari bangkunya.
"Bu saya izin cuci muka."Ucap Zee lalu melenggang pergi tanpa menunggu jawaban dari gurunya itu.
Bohong sekali dia.Bukannya ke kamar mandi Zee malah melangkah menuju kantin.
Zee berhenti tepat di depan pintu kelas 11 Mipa 3.Dia melihat Kiesza sedang memperhatikan pelajaran yang sedang berlangsung dengan seksama.Entah mungkin Kiesza sadar ada yang sedang memperhatikannya,Kiesza menengok ke arah pintu disana ada Zee yang sedang terang-terangan menatapnya sambil menyenderkan badannya di pintu.
"Kiesza perhatikan ke depan."Tegur Pak Danu si guru matematika.
Kiesza langsung memutus acara tatap-menatap mereka dan kembali mencoba fokus dengan pelajaran.
Zee melanjutkan langkahnya ke kantin.Hari ini dia sangat malas untuk belajar.But...bukannya memang setiap hari dia malas sekolah?
Zee duduk di bangku kantin kesukaannya.
Harinya terasa berbeda tanpa ada sosok Kiesza di sampingnya.Zee langsung menampik jauh-jauh pemikiran tadi.Masih banyak cewe yang mau sama gue,bahkan kalo gue mau gue bisa dapetin cewe yang lebih dari dia.Pikirnya.
☀☀☀☀☀
Laras mengangguk-angguk mendengar cerita Kiesza.Tentang kehidupannya,tentang ayah ibunya,tentang masalah percintaannya.
"So,Ka Sheyla kerja buat nanggung hidup kalian?"Kiesza mengagguk.
"Lo tau sendiri kan Ras,biaya sekolah,biaya hidup,belum lagi kalo pengin ini itu.Gaji kakak gue ga cukup buat nutup kebutuhan bulanan kita.Akhirnya ya gitu gue ikut bantu nyari duit ya walaupun resikonya juga gede."Kiesza menghela nafas lelah.
Laras meangguk paham,dijaman yang serba maju ini memang membutuhkan banyak biaya untuk sekedar bertahan hidup.
"Ka Sheyla ngijinin lo?"Tanya Laras.
Kiesza menangguk.
"Lo ga mau nyari keaarja yang lebih safety?gue bisa bantu lo buat nyari kerja sepupu gue punya cafe lo bisa gue bantu ngelamar disana."Ucap Laras.
"Enggak Ras.Gue juga seneng ko sama dunia malem."
☀☀☀☀☀