4

1073 Kata
Kiesza mengerucutkan bibirnya saat melihat postingan dari akun gosip sekolah. Anak baru penggaet cogan kita huhuhu mimin sedih.Tulis captionnya dan terpampang foto saat Zee dan Kiesza berboncengan. "Gue cantik sih ya jadi banyak hatersnya."Bisik Kiesza. Laras yang duduk di depannya hanya mengagguk setuju toh nyatanya memang Kiesza cantik. "Iyuhh lap tuh sambel kacang lo bleber kemana-mana."Kiesza mengusap kasar sudut bibir Laras. Laras hanya menyengir.Lalu memakan kembali batagornya.Kiesza kembali asik dengan handphonenya sambil sesekali menyesap es jeruknya. "Heh anak baru."Panggil seseorang yang sudah berdiri di samping Kiesza. Kiesza dan Laras menengok serentak.Disana ada tiga siswi yang memandangnya sinis. "Kenapa?"Tanya Kiesza dengan malas. Brakk...salah satu dari ketiga siswi itu menggebrak meja kantin membuat mereka menjadi pusat perhatian sekarang. "Berani-beraninya ya lo kecentilan sama Zee." Kiesza hanya memutar bola matanya malas.Karena Zee dia mendapat masalah sekarang. "Gue ga kecentilan tuh.Lo kali yang kecentilan."Balas Kiesza dengan tenang. Kiesza dapat melihat wajah mereka memerah. "Lo seenaknya rebut Zee dari gue!!Anak baru ga usah belagu deh lo!!"Teriak salah satunya. Laras bangkit dan mendorong bahu siswi tadi. "Santai dong mba."Balas Laras. "Apa lo!!Lo juga kacungnya si anak baru ini." Kiesza naik pitam sekarang. "Heh asal kalian tau ya!!Bukan gue yang deketin dia!!dianya yang deketin gue!!Gue ga SEMURAHAN kalian yang mau memelas buat dapetin hatinya Zee!!"Teriak Kiesza. Sejenak hening.Kiesza dapat melihat nama yang tertera di name tag mereka. "Gea,Salsa dan Tia.Bodohnya kalian susah payah ngelabrak gue demi dapetin Zee.Gue tinggal diem bisa dapetin Zee dan gue yakin abis ini juga Zee bakal lebih sayang dan ngelindungin gue."Ucap Kiesza penuh dengan penekanan. Byurr...Salsa menumpahkan segelas es teh manis milik Laras diatas kepala Kiesza. "Rasain tuh."Ucap Gea lalu menginstruksikan kepada dua kacungnya agar mengikutinya. "Keparat...Sialan awas aja lo njing."Ucap Kiesza dengan mengacungkan jari tengahnya. ☀☀☀☀☀ Zee menatap Kiesza dengan serius,gadis ini tengan serius bercerita tentang kejadian di kantin tadi padanya. "s****n banget kan.Jadi gue minta jangan deketin gue lagi."Tutup Kiesza saat selesai menceritakan kejadian di kantin tadi.Bajunya juga masih basah. Zee menggeleng cepat,dia tidak akan melepaskan mangsanya sebelum memakannya. "Ga.Gue ga bakal lepasin lo gitu aja.Gue janji bakal jagain lo."Ucap Zee dengan tatapan mengiba. "Hahah..Omongan lo kaya parfum refil tau ga?wangi sih sayangnya palsu."Kiesza langsung bangkit meninggalkan Zee yang hanya menatap punggungnya yang menjauh. Zee hanya mengagkat kedua bahunya.Bukan berarti dia menyerah.Sebagai lady killer yang profesional dia harus dapat mendapatkan dan menghancurkan hati Kiesza.Liat aja nanti.Batinnya. Zee keluar dari perpustakaan.Ruangan dingin dan senyap bukan tempat untuknya.Zee melangkah menuju kelasnya. Di kelasnya dia melihat Damar yang sedang bermain game di handphonenya. "Dam gue minta maaf soal kemaren."Ucap Zee tanpa ada minat untuk menengok sahabatnya. "Ya gue udah maafin."Balas Damar tanpa menghentikan aktifitasnya. "Baikan." "Baikan." Clear..Zee bisa meminta bantuan Damar untuk merebut hati Kiesza dan pada saatnya menghancurkannya juga. "Gue mau bolos,ntar malem mau balapan."Zee mengendong tasnya. "Gue juga.Bentar tanggung."Damar menyelesaikan gamenya sebelum ikut keluar dengan Zee. Zee dan Damar menaiki tundagan yang di buat mereka untuk keluar pagar.Motor mereka?mereka memarkirnya di luar. Mereka keluar dengan selamat tanpa diketahui guru bk atau guru piket lainnya. ☀☀☀☀☀ Kiesza duduk di depan halte sendirian tadi Laras sudah dijemput supirnya.Laras sudah menawarkan diri mengantar Kiesza tapi ditolak halus oleh Kiesza. Kiesza menempelkan handphonenya di telinganya mencoba menghubungi kakaknya. "Halo ka.Jemput dong aku di halte depan sekolah.Ujan nih sendirian lagi."Kiesza mengedarkan pandangannya jalanan tampak sangat lengah karena hujan yang turun sangar deras dan anak-anak lain juga kebanyakan sudah pulang. "Oh ya udah,aku pulang sendiri pake bus atau taksi deh.Bye ka semangat meetingnya."Kiesza mematikan telfonnya. Angin berhembus kencang,Dinginnya sangat menusuk tulang.Kiesza membekap dirinya sendiri.Kiesza melihat jam tangannya,sudah menunjukan pukul 16:50.Ditambah hujan pasti akan sangat jarang kendaraan umum lewat. Shit.Batinnya.Kiesza memasang jas hujan tasnya sebelum berjalan menerjang hujan.Jarak rumahnya hanya lima belas menit jika menggunakan kendaraan,jadi Kiesza memilih berjalan dan menikmati setiap percik hujan yang menerpa tubuhnya. Kiesza merentangkan tangannya sembari berharap semoga bebannya ikut terlarut dalam air hujan yang jatuh.Sesekali dia nenginjak keras genangan air sehingga menimbulkan cipratan keras,dan itu membuatnya senang. Wajar dia suka hujan namanya juga Kiesza Raina.Kata kakaknya dulu Kiesza lahir saat diluar tengah hujan lebat.Akhirnya terceruslah nama Raina.Ah jadi kangen ayah sama bunda.Batinnya. Kata batinnya itu membuatnya mengambil langkah lain yang membawanya ke tempat dengan deretan nisan yang ditata rapi. "Eh non Kie.Kaya biasa?"Tanya penjual bunga yang ada di depan komplek pemakaman itu.Kiesza hanya mengagguk. "Ko ujan-ujanan sih non?Mau pinjem payung saya?"Kiesza hanya menggeleng lalu memberikan uang yang di tukar dengan bunga untuk ibu dan ayahnya. Kiesza melangkah tanpa ragu menyusuri jalan setapak dengan batu nisan di samping kanan dan kirinya yqng berjajar rapih,meski keadaan di situ sepi dan hujan masih cukup lebat. Langkahnya berhenti tepat di depan makam ayah dan ibunya.Kiesza terduduk disana.Tanganya bergerak menabur bunga yang sudah di belinya.Air matanya mengalir bercampur dengan air hujan yang masih betah mengguyur tubuhnya. Setelah lumayan lama Kiesza mengungkapkan rindu dan berkeluh kesah dan mendoakan mereka disana dia mengelus batu nisan yang terlihat sudah sedikit lapuk itu. "Ayah,Bunda.Kie pulang dulu ya.Kie janji bakal sering kesini.Bye ayah bunda."Kiesza bangkit karena langit mulai menggelap. Kiesza kembali menyusuri jalan setapak tadi.Dari kejauhan dia melihat ada orang yang berdiri di tengah jalurnya.Kiesza berjalan mendekat begitu pula orang itu.Pandangannya tidak jelas karena terhalang hujan yang masih lebat. Kiesza mencari jalan lain untuk keluar tapi ada banyak makam yang berjajar katanya tidak boleh menginjak makam atau melangkahi makam seseorang kan. "Kenapa lo hujan-hujanan?"Kiesza sedikit tersentak mendengar suara itu.Suara yang tidak asing di pendengarannya. "Kie jawab gue."Dagu Kiesza dibawa menatap orang di depannya. "Zee."Pekik Kiesza. Zee menautkan alisnya. "Kenapa lo hujan-hujanan Kie?"Tanya Zee sekali lagi. "Terserah gue dong."Balas Kiesza,kurang jelaskah jika dia minta Zee agar tidak mendekatinya. "Kenapa lo bisa ada di sini?"tambah Kiesza. "Terserah dong."Jawab Zee dengan senyum penuh kemenangannya. Meski terhalang air hujan Zee masih bisa melihat jelas Kiesza memutar bola matanya. "Gue anter lo pulang."Zee menggandeng tangan Kiesza yang sudah berkerut kedinginan. Kiesza tidak mengelak bukan berarti terima.Tapi kepalanya cukup pening untuk berdebat hal sepele. "Nih lo pake,seenggaknya buat sedikit ngangetin badan lo."Zee memberi bomber jaketnya pada Kiesza. Kiesza memakai jaket itu tanpa berkomentar apapun,jaket itu sangat terlihat besar dipakai olehnya. Sepanjang jalan hanya suara air hujan yang menabrak bumi menjadi iringan mereka.Tidak ada satu pun yang mencoba membuka topik pembicaraan. "Thanks udah nganterin gue.Lusa gue balikin jaket lo.Gue masuk dulu."Kiesza beralalu cepat masuk ke rumahnya tanpa basa-basi sedikit pun. Zee segera menancap gasnya meninggalkan pelataran rumah Kiesza.Entah kenapa ada rasa berat saat merelakan gadis itu masuk ke rumahnya.Tapi Zee tidak ambil pusing dia tetap melajukan motornya dengan kencang. ☀☀☀☀☀      
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN