3

1162 Kata
Kiesza menggagguk-anggukan kepalanya,beberapa kali dia ikut mengguman mengikuti musik yang didengarnya.Laras sibuk dengan bersnapchat ria. Tiba-tiba terdengar kegaduhan.Kiesza cepat melepas earphonenya,lalu mencari sumber keributan tadi. "Ras ada apa tuh."Kiesza menepuk-nepuk pundak Laras. "Ga tau."Jawab Laras mengindahkan keributan yang sedang terjadi. Kalo gempa juga bakal tetep sibuk snapchat-an.Batin Kiesza. Kiesza menarik cepat lengan Laras,dia tidak perduli Laras yang sibuk mengumpati dirinya. Kiesza dan Laras mendesak masuk kerumunan.Para siswa sibuk meneriaki,dan menyemangati siswa yang menjadi biang keributan tadi. "Zee." "Damar."Pekik Kiesza dan Laras bersamaan. Banyak siswa yang berkerumun tapi tidak ada satupun yang berusaha memisahkan mereka. "Berhenti."Suara menggelegar itu membuat sorakan para siswa berhenti begitu juga Zee dan Damar menghentikan adu jotos mereka. Seorang guru bertubuh lebar membelah kerumunan tadi.Tatapan tajam,dan wajah garangnya sudah bisa ditebak kalau beliau guru bk.Saat itu senyap,tidak ada yang berani mengeluarkan suara sedikit pun. "Kalian bubar sekarang."Ucapnya. "Dan kalian berdua ikut saya."Tambahnya sambil menunjuk Zee dan Damar. Kiesza dan Laras hanya menatap bahu Zee dan Damar yang semakin menjauh. "Ayo kita ikut."Laras bersiap menarik Kiesza.Tapi Kiesza menahannya. "Ngapain?"Tanya Kiesza. "Nungguin gebetan kita lah."Laras menarik Kiesza tanpa menunggu jawaban dari sahabat barunya itu. "Lo aja gue enggak."Balas Kiesza cepat. Kiesza duduk di bangku panjang depan ruangan bk.Kiesza sibuk mengikuti musik yang berputar dari earphonenya,sedangkan Laras berjalan bolak-balik seolah dia meresahkan dua orang di dalam ruangan neraka itu. "Duduk kek.Gue pusing liat lo bolak-balik mulu."Protes Kiesza. "Lo ga tau kalo gue khawatir sama masib Damar."Ucap Laras tanpa menghentikan aksi jalan bolak-baliknya. Kiesza hanya memutar bola matanya.Dia membiarkan Laras terus melakukan aksinya. Nanti kalo cape juga diem.Kalo cape.Batin Kiesza. Kiesza dan Laras menenggok ke arah pintu yang baru saja terbuka.Damar dan Zee berjalan keluar.Beberapa bekas ungu tampak di wajah mereka.Bahkan di ujung bibir Zee terdapat sedikit darah. "Hey."Sapa Zee. "Khawatir sama gue?"Tanya Zee dengan senyum mengembang seolahmelupakan lebam yang menghiasi wajah tampannya. "Nope.Pd-nya ga ketulungan."Kiesza menggeleng cepat. "Hy Dam."Sapa Laras yang hanya di balas senyum lembut dari Damar. Gue ga tega liat lo cuma dimanfaatin Zee.Batin Damar. "Bantuin gue obatin lebam gue mau ga?"Tanya Damar. Jelas saja Laras mengagguk semangat.Kapan lagi sedekat ini sama Damar.Pikirnya. Damar dan Laras berlalu menuju uks. "Gue pengin bolos deh Kie."Ucap Zee berhasil membuat Kiesza menoleh cepat. "What the...Lo baru aja dapet masalah,mau nambah masalah lagi?"Tanya Kiesza. Zee tertawa kecil.Baginya sudah biasa dia kabur-kaburan dari sekolah. "Gue udah kebal sama hukuman."Zee mengangkat bahunya seolah kata-katanya itu bukan perkara besar. Kiesza memutar bola matanya.Dia tidak habis fikir bagaimana jalan pikiran Zee. "Oh iya kita belum kenalan secara resmi ya.Nama gue Zee Erlangga.Lo bisa panggil gue Zee atau kalo lo lebih nyaman manggil gue 'sayang' juga gapapa."Zee menjabat tangan Kiesza. "Lo udah tau semua dari gue kan?Ya udah."Kiesza menarik tangannya. Zee hanya tersenyum menaggapi respon dari Kiesza. ☀☀☀☀☀ Kiesza turun dari jok tinggi motor Zee,Zee telah mengantarnya pulang. "Mampir dulu?Biar gue obatin lebam lo."Ucap Kiesza. "Ga.." "Sekali ini aja nurut ke gue kek."Potong Kiesza cepat. Zee hanya tersenyum melihat tingkah gadis di depannya yang tengah mengerucutkan bibirnya. Setelah itu Kiesza mempersilahkan Zee masuk.Sementara Kiesza mengambil air hangat dan kotak p3k miliknya. Kiesza mengambil duduk di samping Zee.Dia sibuk memeras handuk sebelum menempelkan handuk itu di luka lebam Zee.Zee hanya diam memperhatikan Kiesza,walaupun kadang dia meringis kesakitan. "Makanya ga usah sok jagoan berantem-berantem,emang lo keren?"Kiesza menekan kasar handuk yang tertempel di luka lebam Zee. "Aduh.Sakit Kie pelan-pelan kek."Protes Zee. "Lo ngeributin apa sih sama sahabat lo itu,siapa namanya gue ga tau."Tanya Kiesza tanpa menghentikan aktivitasnya. "Bukan urusan lo."Jawab Zee cepat. Kiesza lagi-lagi menekan luka di wajah Zee dengan kasar.Ih nyebelin banget sih nih orang.Batinnya. "Dah.Pulang sana."Ucap Kiesza sambil menutup kotak p3knya. "Iya.Gue balik dulu nanti kalo gue udah sampe gue kabarin."Zee mengacak pelan rambut Kiesza. "Ga usah juga gapapa gue ga ngarepin kabar lo."Jawab Kiesza sekenanya. "Gue balik dulu bye Kie." Kiesza mengindahkan ucapan Zee dan masuk ke dalam. ☀☀☀☀☀ Zee duduk tepat berhadapan dengan Damar,dia berniat akan meminta maaf atas kejadian siang tadi.Tapi dia hanya mendapat 'omelan' dari Damar. Zee menghela nafas panjangnya.Dia mencoba menekan emosinya agar tidak memukul Damar lagi. "Urusan lo apa?"Ketusnya. "Lo udah gila Zee.Apa lo ga cape mainin hati cewe terus?"Damar memijit pangkal hidungnya.Memang menasehati orang tentang cinta itu tidak ada ujungnya. Zee tertawa sinis.Gue gila?batinnya. "Ga ada kata bosen buat mainin cewe di kamus hidup gue."Balasnya cepat. "Lo ga takut karma?itu cepet atau lambat bakal balik dan terjadi ke lo juga."Ucap Damar. "Gue ga percaya sama hal bodoh kaya gitu."Zee melenggang pergi meninggalkan rumah Damar,dan segera memacu motornya ke rumahnya. Niatnya akan berdamai dengan Damar.Tapi damar malah menambahnya kesal. Sampai di rumahnya.Zee membanting tubuhnya ke sofa besarnya. "Udah pulang?"Tanya Farah yang notabennya adalah ibunya. "Udah."Jawabnya enggan membuka matanya. "Kamu ribut lagi?"Tanya Farah dengan penuh selidik. Zee hanya diam tanpa ada niat menjawab pertanyaan dari ibunya. "Zee jawab mamah."Ucap Farah. Zee berdecak pelan,lalu membuka matanya. "Ya mah."Jawabnya. "Mamah itu udah bilang rubah sikap kamu.Jangan banyakin ribut tapi prestasi nol.Mau jadi apa kamu nanti?Mamah jadi ragu kamu bisa nerusin perusahaan papah."Ucap Farah panjang lebar. Zee hanya memutar malas bola matanya.Lalu pergi berlalu menuju kamarnya. "Zee dengerin mamah."Teriak Farah saat melihat anaknya dengan seenaknya pergi begitu saja. Zee mengunci rapat-rapat kamarnya.Lalu melempar tasnya ke sembarang arah. Zee merogoh sakunya lalu mengeluarkan handphonenya.Dia mengetik pesan untuk Kie. Sekitar lima menitan Kiesza baru membalas pesan darinya.Zee terlarut dalam line-nya. ☀☀☀☀☀ "Njir lo Kie.Goals banget bahkan lo punya novel-novel dari luar negri yang ga dijual di sini.Oh my,Fifty Shades ternyata lo ga sepolos yang gue kira."Kiesza hanya meringis melihat aksi Laras menggeledah rak besar khusus koleksi novelnya. "The Hobbit,Lord Of The Rings lo punya semua partnya."Ucap Laras melihat deretan buku tebal yang berbaris rapi disana.Tidak ada debu yang menempel sedikitpun disana. "Lo suka komik?"Tanya Laras kerika melihat barisan komik keluaran Marvel studios dan DC comic yang lengkap dengan action figure yang juga ada disana. "Cuma yang keluaran Marvel sama DC yang gue suka."Jawab Kie. "Kalo doi suka ga?"Laras menaik turunkan alisnya konyol. "Alah gaya lo bahas doi.Punya juga enggak.Doi-doi mamam tuh doi."Kiesza tertawa keras. Laras berniat mengambil salah satu action figure yang tertata disana jika Kiesza tidak memarahinya. "Ih,nanti lo mau beresin huh?"Tanya Kiesza membuat Laras menggeleng cepat. "Ini namanya siapa?itu pasti captain america."Laras menunjuk action figure yang berada di deret paling depan. Kiesza menyebutkan nama dan karakter dari action figurenya satu persatu.Hingga berakhir pada dua action figure yang mrnjadi kesayangannya. "Ini Hawkeye.Ini Legolas.Mereka sama sama pemanah,gue paling suka karakter mereka."Kiesza menunjukan dua action figure bergantian. "Udah ah.Gue ga paham,jalan kita beda gue suka romance lo suka action.Kita emang ga ditakdirkan bersama."Laras berakting seolah mengelap air mata di pipinya yang padahal kering. "Eh lo gimana sama Zee?"Tanya Laras tiba-tiba. "Lah emang gimana?"Kiesza menatap bingung atas pertanyaan konyol dari Laras. "Ya gimana kek gitu."Laras menggendikan bahunya. "Apanya yang gimana?"Tanya Kiesza "Gimana mananya yang gimana-gimana?"Jawab Laras sambil menasang wajah seriusnya. Mereka menatap bingung satu sama lain kemudian tertawa lepas. Kiesza mengalihkan pembicaraan dengan cepat.Setidaknya untuk saat ini dia melupakan tentang Zee itu apa bagi hidupnya. ☀☀☀☀☀                
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN