Darmo menggenggam sebelah tangan Hanna selama perjalanan pulang mereka. Pria paruh baya itu melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Sengaja ingin menikmati kebersamaan mereka kali ini. Sampai di rumah, Hanna langsung turun tanpa ingin berbasa-basi lebih dulu dengan Darmo. Padahal biasanya, mereka akan beriringan masuk ke dalam rumah. Darmo yang melihat tingkah Hanna sore ini hanya diam saja. Mungkin nona mudanya itu sedang memiliki masalah di sekolah. Setelah memarkirkan motornya di dalam garasi, Darmo langsung buru-buru menyusul Hanna. Tak dia lihat batang hidung gadis itu di mana-mana. Sepertinya Hanna langsung masuk ke dalam kamarnya. Darmo menghela napas pelan. Lebih baik dia mengurungkan niatnya untuk menemui gadis itu. Sepertinya Hanna memang membutuhkan waktu untuk sendiri.