Hanna merapatkan kedua kakinya saat Darmo tak lepas menatap ke arah bawahnya. Posisinya saat ini masih berada di atas pangkuan pria itu. Dengan kondisinya yang setengah polos. "Ja-Jangan, Pak. Hanna nggak mau." tolak Hanna menggeleng. Darmo tampak menghela napas berat. Sepertinya dia terlalu buru-buru hingga membuat sang nona merasa tidak nyaman. Untuk menutupi rasa kecewanya juga ketidaknyamanan Hanna, Darmo akhirnya pura-pura tertawa. "Saya hanya bercanda, Non." kata pria itu memaksakan senyumnya. Hanna menarik napas lega mendengar perkataan pria itu. Dia lalu kembali menunduk, merasa malu dengan keadaannya saat ini. Hujan masih turun dengan begitu derasnya. Namun anehnya, dia justru tidak merasa kedinginan seperti tadi. "Non Hanna kedinginan?" tanya Darmo ketika menyadari tatapan