Enam Puluh Tujuh

1501 Kata

Pemakaman Bagus, dihadiri oleh cukup banyak warga, Bagus memang termasuk yang dituakan di desa itu. Malam hari, ketika semua warga telah pulang, menyisakan keluarga Bagus, termasuk Darren, Enzi dan Ravin. Mereka tampak kelelahan dan duduk di ruang tengah. Prosesi pemakaman yang dilangsungkan cukup singkat dan cepat karena hari yang hampir petang tadi. Ruangan itu tampak kosong, kini tak ada lagi yang dituakan di rumah itu, rasanya sangat sepi. Mata Novi dan Tari juga para menantu lainnya termasuk Angel tampak sembab, mereka tahu usia Bagus, juga kesakitannya membuat mereka harus siap jika sang ayah dipanggil Tuhan. Namun tetap saja rasa kehilangan terlalu berat dijalani. “Saat ini, hanya ada kita sebagai keluarga, tak ada lagi sosok orang tua yang menasehati kita, saya harap, kita tetap

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN