Max terus mengingat insiden kemarin. Dia merutuk kesal karena bertindak sebodoh itu, seharusnya dia tutup mulut Mayumi dengan tangannya bukan dengan bibirnya. Tch, sial. Karena insiden itu, Mayumi tak pernah datang ke perusahaannya membuat Max semakin merasa bersalah. Jujur, Max merasa kesepian saat Mayumi tak ada di sampingnya. Tak ada yang bisa mengajaknya bermain dan bercanda. 'Aduh, kok aku selalu ingat Mayumi.' Rutuk Max. Ponsel Max berbunyi menyadarkan Max dari lamunannya. "Halo." ucap Max setelah mengangkat telepon. "Halo, Max." ujar suara seorang pria paruh baya. "Paman?" kata Max kaget dengan suara Ramon. Ayah Alvin tertawa kecil mendengar suara Max yang terkejut. "Ada apa, Paman?" "Ada yang ingin Paman bicarakan padamu, boleh kau ke sini." pinta Ramon pada Max. "Tentu