Sudah dua tahun semenjak kejadian itu, Amira memaafkan pamannya, Roy. Walau berat dan butuh waktu yang lama tapi Amira berusaha mengikhlaskan. Mayumi membuang napas kasar, obat di botolnya telah habis. Sekarang harus minta beli sama Ayah atau Amira. "Mayumi." panggil Amira. "Iya, ada apa?" "Ayo, kita pergi yuk." "Ke mana?" "Jalan-jalan." nalas Amira cepat. "Hari ini aku punya waktu untuk jalan-jalan." "Ayo, tunggu aku ganti baju dulu." Dia dengan senang mendekati lemari bajunya. Mayumi tercekat merasakan nyeri luar biasa pada dadanya lagi. Nafasnya terasa sesak sekali. Brukk Amira yang baru berbalik hendak meninggalkan Mayumi terkejut dengan suara aneh yang berada di belakangnya. Amira membalikkan tubuhnya dan terkejut dengan apa yang dia lihat. Mayumi terbaring di lantai