Happy Reading “Aku nggak bisa, Nita!” potong Maureen cepat, suaranya terdengar sedikit tajam, menunjukkan rasa tidak sabar. “Sudahlah, aku akan tutup teleponnya. Aku harus kembali bekerja.” “Tapi, Maureen. Aku—” Nita mencoba untuk menjelaskan, untuk membujuk Maureen agar mau bertemu, namun usahanya sia-sia. Tut! Suara panggilan yang terputus tiba-tiba membuat kalimat Nita menggantung di udara. Keheningan yang tiba-tiba itu terasa menusuk Ia menggeram kesal, mencengkram ponselnya dengan erat. Rasa frustrasi memenuhi dadanya. Rencananya sedikit terganggu. Sikap Maureen yang begitu tegas dan tanpa kompromi membuatnya sedikit terkejut, tak menyangka Maureen akan langsung menutup telepon begitu saja. Nita mengumpat dalam hati, merasa kesal dengan sikap Maureen yang begitu sesuka hati.