Mudahnya mulut mengucap kata rela melepaskan. Semudah senyum yang mengudara saat hati harus remuk redam. Ternyata memang tak sejalan dengan keinginan yang kian memaku namamu dengan begitu erat. Seharusnya Arsel sudah tahu apa yang akan terjadi pada Khansa dan Rayhan. Lebih baik ia pulang dan mulai melupakan Khansa sesuai niatnya. Tapi sekali lagi, hati Arsel menolak keras. Lihatlah, ia justru masuk ke dalam kantornya dan menatap CCTV yang tersebar di ruangan yang Rayhan dan Khansa pakai, juga di parkiran. Tangannya mengepal erat melihat bagaimana Rayhan menyentuh Khansa dengan begitu lembut. Sial!! Kenapa aku jadi sebodoh ini! Ya, dia bodoh. Justru terus saja memutar isi video kemesraan Rayhan dan Khansa. Siapa yang lantang mengucapkan ini malam terakhir ia melepaskan Khansa di ha