Erlin menatap putrinya dengan sendu. Matanya masih berkaca ketika melihat Khansa kembali ke rumahnya ini. Ia tidak buta. Melihat bagaimana putrinya dan Rayhan masih saling mencintai. Mereka bahkan masih suami istri yang sah sampai detik ini, yang seharusnya tidak bisa dipisahkan oleh siapapun juga, termasuk oleh dirinya. Andai Erlin tidak mendapat chat dari teman sekolahnya dan Dena, ia tak akan percaya. Bagaimana bisa Dena seakan melelang putranya sendiri, menyodorkan putranya pada teman mereka yang sekelas. Bukan sekelas dalam sekolah juga, tapi yang ekonominya setaraf. Seolah tanpa perasaan Dena mengatakan jika putranya dalam proses perceraian dengan putrinya. Keterlaluan sekali! "Ada apa dengan putrimu? Dena mengatakan putranya akan menalak tiga langsung putrimu itu? Bukankah selam