Selama dua tahun menjadi pekerja paruh waktu di toko Pak Kim. Hyunsu selalu rajin dan bersemangat setiap kali bekerja. Pak Kim sangat percaya padanya bahkan dia sudah menganggapnya seperti putranya sendiri. Dia memberikan kebebasan pada Hyunsu dalam bekerja dan mengambil hari libur. Namun selama dua tahun bekerja di sini Hyunsu tidak pernah libur sehari pun.
“Jika seperti ini cara kerjamu Hyunsu aku akan mewariskan toko ini padamu,” gumam Pak Kim dengan tatapan bangga. Pandangan Hyunsu melebar, antara kaget dan tak percaya. Tak ada niat sedikit pun untuk mengambil hati Pak Kim. Hyunsu hanya menjalankan pekerjaan ini dengan sebaik mungkin. Dia bersyukur karena Pak Kim mengizinkan dirinya bekerja di sini.
“Kamu bercanda kan, Pak Kim? Masa mau mewariskan toko ini padaku, ada-ada saja,” tukas Hyunsu sambil tertawa. Hyunsu mencoba meneliti wajah Pak Kim namun tak ada tanda-tanda bahwa Pak Kim sedang bercanda. Sepertinya dia serius.
“Aku tidak sedang bercanda Hyunsu, kau pikir Dabin mau mengurus toko kelontong ini? Tentu saja tidak kan? Jadi lebih baik kuwariskan saja padamu,” kata Pak Kim. Pak Kim memang sebaik itu namun Hyunsu tak akan menerima begitu saja pemberiannya. Dia cukup tahu diri dan merasa dia tak layak mendapatkannya..
“Aku rasa aku tidak bisa mengurus toko ini sendirian. Jadi ayo kita urus toko ini sama-sama,” tukas Hyunsu mencoba memberi jalan tengah ,”Pak Kim tenang saja aku akan menjadi pekerja paling rajin di sini selamanya,” janji Hyunsu.
“Jangan berkata selamanya. Kau tidak tahu apa yang terjadi hari esok. Bisa jadi esok kau akan menjadi idol atau apa, kau kan tidak tahu itu,” gumam Pak Kim. Hyunsu hanya tersenyum. Apa yang dikatakan Pak Kim benar, sampai saat itu Hyunsu tidak tahu bahwa hidupnya akan berubah karena sesuatu,
“Aku akan beristirahat hari ini jadi kau urus saja toko ini. Hitung-hitung belajar menjadi pemiliknya,” tukas Pak Kim. Hyunsu baru saja mau menolak permintaan Pak Kim namun lelaki paruh baya itu kembali membuka suara, “Tidak ada penolakan, ini perintah, Hyunsu,” gumam Pak Kim mendahului Hyunsu.
“Baiklah, selamat beristirahat, Pak,” ujar Hyunsu sambil memberi salam. Hyunsu tahu ke mana Pak Kim akan pergi. Lelaki itu pasti akan pergi ke apartemen Liow atau yang lebih sering dia panggil sebagai Dabin. Liow memang memberikan kartu akses dan password apartemennya pada Pak Kim agar beliau dapat mampir ke sana. Bukan hanya Pak Kim namun Hyunsu juga tahu password apartemen Liow. Namun dia tidak berani ke sana saat lelaki itu tidak ada.
Oh ya, aku belum cerita mengenai Liow bukan? Kau pasti penasaran mengenai nasib karirnya setelah skandal terakhir kalinya. Liow baik-baik saja, setelah skandal n*****a yang melibatkannya beberapa waktu yang lalu , Jeyoon datang ke kantor polisi dan memberikan pernyataan. Dia bilang Liow tidak menggunakan obat terlarang itu. Polisi tak percaya begitu saja, mereka memeriksa Liow dan Jeyoon kembali. Setelah melakukan tes, Liow terbukti tidak memakai n*****a sementara Jeyoon harus menjalani masa rehabilitasi .
Awalnya Liow mendapat banyak sekali komentar kebencian dan hujatan dari netizen, namun seiring berjalannya waktu setelah Liow terbukti tidak bersalah karirnya kembali melejit dan kini dia sedang menyelesaikan konser Wold Tour. Harusnya hari ini dia sudah kembali ke korea namun Hyunsu belum mendapat kabar darinya.
Tidak ada pesanan siang ini jadi Hyunsu bisa bersantai sejenak. Hyunsu tidak pernah menggunakan waktunya untuk bersantai. Setiap kali dia punya waktu luang, Hyunsu selalu sibuk belajar dan ada satu lagi hal yang Hyunsu sukai. Hyunsu suka bermain gitar dan menulis lagu. Di Busan dia sering mengikuti kompetisi menyanyi namun di Seoul dia tak sempat melakukan itu karena sibuk bekerja paruh waktu.
Hunsyu mengambil gitar akustik miliknya. Terkadang dia memang membawanya ke tempat Pak Kim. Tak jarang mereka bernyanyi bersama hanya sekedar mengisi waktu luang. Hyunsu kembali memetik gitarnya dan menuliskan beberapa kalimat di atas buku catatan miliknya.
Waktu berlalu dan aku masih diam membisu
Melepaskanmu seakan melepaskan seluruh jiwaku.
Menggenggammu bukan hal yang bisa kuperjuangkan lagi.
Hyunsu meraba-raba chord apa yang sesuai dengan lagu ciptaannya lalu bergumam pelan. Berkali-kali dia mencoret buku catatannya karena merasa lirik yang dia tulis tidak bagus. Tak jarang Hyunsu merasa frustasi karena apa yang dia tulis tidak sesuai dengan apa yang dia bayangkan. Dia terkadang merasa kecewa. Namun Hyunsu tidak akan menyerah. Dia kembali memenuhi catatannya dengan lirik yang ada di kepalanya.
Lelaki itu kembali memetik gitarnya dan menyanyikan sebuah lagu. Hyunsu mengambil jurusan musik di salah satu universitas ternama di Seoul. Dia mendapat beasiswa penuh karena nilainya yang selalu bagus. Jadi Hyunsu tidak perlu memikirkan lagi biaya untuk kuliahnya. Meskipun begitu Hyunsu tetap bekerja keras dan rajin belajar. Sesekali dia juga mengirim uang kepada Bibi Jung. Bibi Jung awalnya menolaknya. Hyunsu akhirnya memberitahu Bibi Jung kalau dia kini mengambil kerja paruh waktu. Awalnya Bibi Jung sempat khawatir jika Hyunsu tidak dapat membagi waktu, lalu Hyunsu menceritakan bagaimana kerja paruh waktunya, tentang Pak Kim juga. Bibi Jung bersyukur bahwa Hyunsu bekerja di tempat yang bagus dan membuat dia nyaman. Jadi Bibi Jung akhirnya memberinya kesempatan untuk bekerja paruh waktu dan menerima uang dari Hyunsu.
Hyunsu kembali menyanyikan lagu yang dia ciptakan. Sementara itu seseorang tengah berdiri di depan pintu dan menyaksikan Hyunsu bernyanyi dengan wajah yang tersenyum. Hyunsu terlalu sibuk dengan gitar dan lirik yang dibuatnya hingga dia menyadari bahwa seseorang tengah memperhatikannya sekarang.
Suara Hyunsu memenuhi toko Pak Kim layaknya sebuah konser. Hyunsu akhirnya menemukan nada yang tepat untuk lagunya. Sebuah lagu yang dia beri judul Letting You. Hyunsu menulis liriknya selama satu bulan. Dia hampir saja menyerah dengan lagu ini namun akhirnya dia bisa menulis lirik lagu ini dengan baik.
Hyunsu menarik napas lega ketika selesai menyanyikan Letting You. Suara tepuk tangan langsung terdengar begitu selesai mengakhiri lagunya. Hyunsu mengangkat kepalanya dan kaget dengan kedatangan seseorang yang sudah lama tidak dia lihat.
“Hyung!”
Hyunsu langsung berdiri dan melempar gitarnya ke sembarang arah. Beruntung gitarnya tidak terbanting dengan keras.
“Apa kabar, Hyunsu? Lama tak jumpa.” Gumam Dabin yang langsung menghampiri Hyunsu. Lelaki itu langsung menarik Hyunsu dalam pelukannya tak peduli Hyunsu yang agak sedikit risik dengan kontak fisik. Hyunsu berusaha memberontak tapi seperti sebuah kebiasaan Dabin selalu memeluk Hyunsu jika lama tak jumpa. Dabin atau Liow selalu menganggap Hyunsu seperti adiknya jadi wajar saja jika dia bersikap begitu.
“Hyung, lepasin ih.Aku tidak mau dikira homo,” gumam Hyunsu yang sukses membuat Dabin terbahak.