Liow dan Rahasia Hidupnya

1094 Kata
Liow menunduk. Rasa sakit menyelimuti dadanya. Hari yang seharusnya menjadi hari bahagia namun berubah menjadi hari yang penuh pertengkaran antara Pak Kim dan Liow. Mereka bersitegang di hari itu. “Bukankah sudah kubilang jangan lakukan hal tak berguna seperti ini.” Pak Kim melempar salinan surat kontrak Liow dengan salah satu agensi.Liow diam-diam mengikuti audisi tanpa memberitahu sang ayah. Sejak awal Pak Kim memang melarang Liow untuk menjadi idol. Tak sedikit idol yang berakhir bunuh diri karena beratnya hidup yang harus mereka jalani. Pak Kim tidak ingin anaknya bernasib sama dengan mereka. Liow adalah anak Pak Kim satu-satunya. Meski tinggal di lorong yang sempit namun Pak Kim selalu memberikan Liow yang terbaik. Saat itu Pak Kim baru membuka toko kelontongnya, lelaki itu menjual rumah hasil warisan orang tuanya dan pindah ke gang sempit itu. Liow harus mengambil kerja paruh waktu untuk membantu Pak Kim membayar sekolahnya. Tidak ada pembeli selama kurun waktu enam bulan membuat Pak Kim merugi. Padahal Liow dan Pak Kim sudah mencoba untuk mempromosikan  dagangan mereka namun tidak banyak pembeli, salah satu faktor penyebabnya adalah toko kelontong Pak Kim terletak di tempat yang kurang strategis. Liow mengikuti audisi bukan karena iseng semata. Anak itu berpikir bahwa dengan menjadi penyanyi setidaknya dia akan bisa membantu keuangan Pak Kim. “Appa, aku mendapatkannya dengan susah payah. Izinkan aku  menjadi penyanyi kali ini saja.” Pinta Liow dengan nada memohon. Bukan dukungan atau jawaban iya yang Liow dapatkan namun caci maki dari Pak Kim. “Kau pikir dengan menjadi penyanyi kau akan menjadi kaya? Sadarlah Kim Dabin dunia hiburan tidak semudah itu!” kata Pak Kim memarahi sang anak. Meski tinggal di gang sempit, Pak Kim bukan seseorang yang  ketinggalan informasi. Di toko kelontong Pak Kim juga menjual koran setiap pagi. Meski tidak ada yang membelinya namun dia selalu menyempatkan waktu membaca koran-koran itu. Jadi Pak Kim cukup mengikuti perkembangan berita masa kini dan dia sering membaca tentang berita bunuh diri para idol. Pak Kim tidak ingin melihat Liow seperti itu. “Aku tidak akan mengizinkanmu sampai kapanpun, Dabin!” teriak Pak Kim. Kim Dabin adalah nama asli dari Liow. Dabin mengganti namanya menjadi Liow dan debut sebagai penyanyi solo. Jalan untuk menjadi penyanyi solo tidak mudah. Dabin harus menjalani trainee  atau masa pelatihan selama 5 tahun. Masa pelatihan idol atau penyanyi bukan hanya sebulan dua bulan. Ada yang bertahun-tahun juga. Jika seseorang sudah menjadi trainee mereka belum tentu akan debut sebagai idol atau penyanyi. Debut adalah istilah untuk penyanyi atau idol yang apda akhirnya resmi menjadi penyanyi atau idol baisanya ditandai dengan peluncuran album dan mereka akan mengikuti serangkaian kegiatan untuk mempromosikannya. “Jika kau ingin menjadi penyanyi, maka lebih baik kau pergi saja dari rumah ini!” Usir Pak Kim. Pak Kim tidak pernah serius dengan ucapannya. Dia hanya mengancam Dabin agar anak itu melepas impiannya. Tapi semua tidak semudah itu. Jika Dabin membatalkan kontrak maka anak itu harus membayar denda yang cukup besar. Dabin tidak mungkin sanggup membayarnya. Akhirnya Dabin memutuskan untuk keluar dari rumah. Dia tidak pernah kembali sama sekali. Keluar dari rumah bukan berarti dia melupakan ayahnya begitu saja. Alasan Dabin tinggal di apartemen yang dekat dengan toko kelontong sang ayah adalah karena dia ingin lebih dekat dengan Pak Kim. Dabin tak tahu bagaimana caranya untuk meminta maaf. Sesekali dia menyamar dan mengamati toko kelontong Pak Kim secara diam-diam. Hyunsu menatap Liow dan Pak Kim diam-diam.  Keduanya tampak duduk di sofa dan saling diam . Hyunsu tak percaya bahwa Pak Kim adalah ayahnya Liow. Hyunsu sempat mendengar soal cerita Liow namun dia tidak menyangka bahwa takdirnya sedekat ini. “Apa kau makan dengan baik?” Tak tahan dengan segala keheningan ini akhirnya Pak Kim membuka suara. Liow tampak menunduk dan tak berani menatap Pak Kim, pelan-pelan dia mengangkat kepalanya dan menatap ke arah Pak Kim. Liow berusaha menahan air matanya rasanya sudah lama sekali Liow merindukan lelaki paruh baya ini. Pak Kim tahu apartemen dan passwordnya dari Liow. Liow sebenarnya memberikan apartemen ini untuk Pak Kim dan dia diam-diam memberikan password dan kuncinya kepada Pak Kim lewat pos. Namun lelaki itu tidak pernah datang hingga hari ini Pak Kim baru sadar bahwa pesanan itu berasal dari apartemen Liow. Liow mengangguk, “Ayah apa kabar?” Liow bertanya balik. Bukannya mendapat tanggapan Liow justru mendapat jitakan keras dari sang ayah. “Jika kau baik-baik saja kenapa tidak pernah pulang. Dasar anak nakal!” ujar Pak Kim. Liow merasa lega. Sudah lima tahun dia tidak mendengar omelan dari sang ayah. Rasanya menyenangkan bisa mendengar kalimat itu lagi. Mungkin terasa aneh namun Liow senang bahwa Pak Kim masih mengharapkannya kembali ke rumah. “Sakit, appa, bukannya dapat pelukan tapi kau memperlakukanku sangat kasar.” Protes Liow. Hyunsu yang masih terbangun di ranjang turut tertawa melihat mereka berdua. Lucu rasanya keduanya terlihat saling merindukan namun tak bisa jujur satu sama lain. “LIhatlah kelakuannya yang sebenarnya Hyunsu. Apa kau masih mau mengidolakannya? Mending kau ganti idola saja!” Tunjuk Pak Kim pada Liow. Hyunsu tertawa. “Boleh juga Pak Kim. Sepertinya Liow tidak sebaik yang kupikirkan.” Jawab Hyunsu. Liow langsung melemparkan tatapan tajam pada Liow. “Heh fans macam apa kau! Harusnya kau mendukungku, Hyunsu. Awas saja kalau kau sampai pindah idola aku tidak akan memaafkanku,” tukas Liow. “Kau mengancamku? Wah parah Liow ternyata seorang penyanyi yang suka mengancam seseorang.” Hyunsu masih berakting untuk menggoda Liow. Liow langsung panik. Bagi seorang idol di Korea image sangat penting. Jika mereka melakukan kesalahan sedikit saja karir mereka bisa langsung hancur dalam hitungan detik. “Maksudku bukan begitu, Aku---“ Liow kebingungan untuk meneruskan kata-katanya. Hyunsu akhirnya tidak bisa menahan tawanya. Di saat itulah Liow tahu bahwa dia sedang dikerjai fansnya, “Kau mengerjaiku?” Ujar LIow tak terima. Lelaki itu langsung mendekati Hyunsu dan memitingnya tanpa ampum. “Liow ssi sakit !” Teriak Hyunsu. Pak Kim hanya bisa geleng-geleng kepala melihat mereka berdua. “Pak Kim tolong aku,” pinta Hyunsu pada Pak Kim. Meski hanya bercanda namun pitingan liow tidak main-main. Dia menggunakan seluruh tenaganya untuk mengapit Hyunsu. Pak Kim berjalan mendekati Liow dan menjewer telinganya, “Kau ini, cepat lepaskan Hyunsu. Dia ini seorang pasien,” ucap Pak Kim memarahi Liow. “Aw! Appa  sakit. Aku hanya bercanda tauk! Sakit,” gerutu Liow saat Pak Kim menarik telinganya dan menjauhkannya dari Hyunsu. Ini pertama kalinya setelah lima tahun Liow memanggil Pak Kim dengan sebutan ayah. Hati Pak Kim menghangat. Rasanya dia harus berterima kasih pada Hyunsu hari ini. Jika Hyunsu tidak pingsan di depan apartemen Liow mungkin sampai sekarang mereka tidak akan saling bicara sampai sekarang.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN