Kesepakatan Dengan Tae Joon

1070 Kata
Ilsung benar-benar takut untuk membela Tae Joon. Dia mengintip dari balik tumpukan kardus dengan wajah cemas. “Haruskah aku menelepon polisi?” tanya Ilsung dengan ragu. Tapi dia tidak yakin apa yang sedang terjadi. Bagaimana jika Ilsung menelepon polisi dan semua ini hanya salah paham saja? “Ilsung, pikirkan sesuatu,” gumam anak itu. Tak jauh dari tempat Ilsung berdiri, Tae Joon tengah berbincang dengan dua orang berbadan besar. “Sudah kubilang jangan datang ke sekolah apalagi menggangguku,” Teriak Tae Joon. Ilsung tidak bermaksud untuk menguping namun Tae Joon bicara terlalu keras. Sang bodyguard tampak diam. Tidak ada adegan kekerasan atau tindakan mengancam yang Ilsung lihat, mereka malah terlihat lumayan akrab jika dilihat dari jauh. “Tuan muda, jangan bersikap seperti ini. Kami disini untuk menjaga tuan muda dan sudah tugas kami untuk menjaga Tuan muda di manapun termasuk sekolah,” gumam salah satu dari mereka yang memiliki tato naga di lengannya. Tuan muda? Ilsung bergumam dalam hati. Pikirannya melayang entah kemana. Imajinasinya mendadak  bekerja. Mungkinkah Tae Joon anak dari mafia? Oh No, Ilsung tidak bisa membayangkannya. Bagaimana jika dua orang yang berbadan kekar itu memberi pelajaran padanya karena mengganggu Tae Joon beberapa hari yang lalu. “Bilang kepada ayah aku baik-baik saja. Jika ayah bersikap seperti ini terus bagaimana aku bisa punya teman,” kata Tae Joon. Tidak seperti yang Ilsung pikirkan, Tae Joon bukan anak dari mafia maupun geng yang menyeramkan. Nanti kau akan tahu tentang siapa Tae Joon sebenarnya namun tidak sekarang.  “Tuan muda, sebagai anak dari Joon Hun, pemilik perusahaan retail terbesar di Korea harusnya Tuan muda tahu bahwa Tuan Joon melakukan ini demi kebaikan Tuan Muda, “ tukas sang bodyguard. Joon Hun? Ilsung mengerutkan keningnya. Sepertinya nama itu tidak asing di telinganya. Namun dia lupa siapa Joon Hun. Ilsung mengambil hape di sakunya, lalu dia memasukkan pencarian kata di Naver Kang Joon Hun dan betapa kagetnya Ilsung tentang siapa ayah Tae Joon yang sebenarnya. “Heol? Pemiliki perusahaan game Olion?” Tanpa sadar Ilsung berbicara terlampau kencang hingga tak sadar Tae Joon kini tengah menatapnya dengan tatapan kesal “Dia lagi,” Tae Joon berdecak. Game Olion merupakan salah satu game yang sedang hits saat ini. Game ini telah didownload lebih dari dua puluh juta pengguna dan meraih keuntungan lebih dari dua ratus triliun hanya untuk bulan ini saja. Ilsung tak menyangka Tae Joon yang terlihat dingin dan tak punya teman itu ternyata adalah anak dari pemilik perusahaan retail dan game terbesar di Asia. Jika teman-teman di sekolahnya tahu tentu mereka akan mendekati Tae Joon dan meminta menjadi temannya. “Sedang apa kau di situ? Hah?”  Teriakan Tae Joon menginterupsi pembicaraan Ilsung dengan dirinya sendiri. Tae Joon melotot ke arah Ilsung dengan wajah menyeramkan. Sementara Ilsung malah menyunggingkan senyum seperti matahari yang dia miliki. “Hai, Tae Joon Hyung!” Ilsung melambaikan tangan dan bersikap semanis mungkin. Sementara sang bodyguard memasang tampang seolah mereka siap melenyapkan Ilsung kapan saja. “Apa Tuan muda mengenalnya?” Tae Joon ingin menjawab tidak agar Ilsung tidak mengganggunya namun sang bodyguard pasti akan segera memberikan pelajaran pada Ilsung jika dia melakukan itu. Tae Joon masih punya belas kasihan. Dia tidak akan melakukan itu meskipun Ilsung sedikit menyebalkan. “Iya, sebaiknya kalian pergi, aku butuh bicara empat mata dengannya,” kata Tae Joon “Tapi Tuan muda---“ Tae Joon kembali memberikan tatapan tajam kepada sang bodyguard yang artinya bahwa perintahnya tidak boleh dibantah, akhirnya sang bodyguard pergi meninggalkan Ilsung dan Tae Joon, namun keadaan tidak membaik. Tae Joon tetap saja memberikan tatapan mematikan pada Ilsung. “Mau apa lagi kamu?” tanya Tae Joon dengan nada tidak enak. “Hyung, bisakah kita bicara baik-baik dengan hati tenang dan jiwa yang lapang,” kata Ilsung dengan kalimat menggelikan. “Jangan basa-basi, Ilsung . Apa yang kau mau dariku?” tanya Tae Joon dengan wajah jengah. Dia enggan menatap Ilsung.Sementara Itu Ilsung malah cengengesan karena  ini pertama kalinya bagi Ilsung mendapat Tae Joon menyebut namanya. “Berhenti tersenyum tidak jelas seperti itu, cepat katakan apa maumu.” Rupanya Tae Joon memang tidak bisa diajak bicara. Dia tidak suka berbasa-basi, “Jadi guru les pianoku,” kata Ilsung dengan susah payah. Tae Joon tampak terkejut mendengarnya, “Permintaan konyol macam apa itu.” Kata Tae Joon tidak terima. Jadi guru les? Tae Joon tidak kekurangan uang, kenapa dia harus jadi guru les seorang Ilsung? In case you forget Tae Joon is crazy rich. “ Ini tidak konyol, Hyung. Aku sempat melihatmu tampil di festival beberapa bulan lalu dan kau sangat keren, aku ingin belajar piano makanya aku memintamu menjadi guruku. Kau tenang saja, aku pasti akan membayarmu. Eh, tapi kau anak orang kaya ya,” gumam Ilsung dengan gugup. “Apa kau menguping?” Tae Joon tampak terkejut dengan ucapan Ilsung. Selama ini dia merahasiakan identitasnya karena dia malas berurusan dnegan orang yang mau berteman hanya karena dia anak seorang pengusaha terkenal. “Aku tidak bermaksud menguping. Kau sendiri yang bicara keras sekali, Hyung,” Ilsung membela dirinya sendiri. “Jadi kau menyalahkanku? Jangan pernah coba-coba membocorkan rahasiaku kepada siapapun atau akan kupastikan bodyguardku membuangmu ke Sungai Han,” ancam Tae Joon. Ilsung tidak akan menyerah begitu saja, dia harus mendapatkan apa yang dia inginkan. Tiba-tiba terlintas ide gila di kepala Ilsung melihat Tae Joon yang ketakutan rahasianya terbongkar. Haruskah dia memanfaatkan kelemahan Tae Joon sekarang. “Maafkan aku, hyung. aku tidak bermaksud memanfaatkanmu,”  kata Ilsung dalam hati. “Aku tidak akan membocorkan rahasiamu, Hyung,” Tae Joon bernapas lega, sepertinya Ilsung takut dengan ancamannya sekarang, “tapi kau harus menjadi guru les pianoku.” Kini giliran Ilsung yang mengajukan syarat. “Apa!” Keadaan seperti berbalik sekarang.Ilsung memegang kunci rahasianya. “Kau sudah gila ya?” Tanya Tae Joon. “Kau boleh saja memukulku tapi lima menit lagi nunaku sampai di sini dan kau tahu kan nunaku seperti apa. Bagaimana jika kuberi tahu rahasiamu pada nunaku? Apa kau mau aku melakukannya, Hyung?” Ilsung terlihat seperti seseorang yang tengah memanfaatkan Tae Joon sekarang, namun dia tidak peduli. Tae Joon yang memulai duluan. “Kau ini menantangku ya,”Tae Joon mencengkeram kerah Ilsung. Namun tak berapa lama deru suara motor memenuhi lorong di mana Ilsung dan Tae Joon bersitegang. Suara klakson terdengar sangat nyaring. Seseorang turun dari motor dan membuka helmnya. “Ilsung, apa kau baik-baik saja?” Harin menghampiri Ilsung dengan wajah panik, “Kau apakan adikku, hah?” Teriaknya pada Tae Joon dengan wajah geram.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN