Rahasia Keluarga Stephen

1055 Kata
Dae Jung bimbang, haruskah dia berlari dan membantu Linda atau dia hanya diam di sini karena tidak ingin melanggar perintah Linda. Semua terasa membingungkan. Namun Dae Jung tidak bisa membiarkan Linda terluka karena perempuan yang ada di sana. Linda dalam keadaan terdesak dan kini perempuan itu memegang pecahan keramik di tangannya. Bagaimana jika perempuan itu melukai Linda? Dae Jung tidak bisa tinggal diam lagi. Kakinya seperti tertarik untuk menolong saat gerakan tangan perempuan itu tampak mengarahkan pecahan kacanya ke arah Linda. Dae Jung bisa menarik napas lega karena dia tidak terlambat. Lelaki itu berhasil menahan tangan Lavi. “Tolong hentikan Nyonya. Aku tak tahu apa masalahmu kenapa kau menyiksa Miss Linda seperti ini,” kata Dae Jung dengan suara lembut meskipun bisa terdengar amarah yang sedang ditahannya. Dae Jung mengarahkan pandangannya pada Linda, “Miss apa kau baik-baik saja?” Tanya Dae Jung. Linda mengangguk namun entah kenapa Dae Jung justru bisa melihat wajah khawatir dari Linda yang semakin dalam. Dae Jung menurunkan tangan Lavi pelan-pelan. Tak ada sahutan dari Lavi. Hanya ada tatapan mata kosong yang tak tebaca. Dae Jung merasa aneh dengan perempuan di hadapannya.Kepalanya penuh dengan pertanyaan kenapa perempuan ini membanting barang-barang di rumah ini. Dae Jung segera mengambil pecahan keramik yang berada di tangan Lavi. Lavi diam seakan tidak percaya apa yang ada di hadapannya. Dae Jung segera menyingkirkan pecahan keramik di tangan Lavi sejauh-jauhnya. Dia menatap iba ke arah perempuan yang rambutnya kini berantakan. “Aku tidak tahu masalahmu apa, tapi tolong jangan lakukan ini,” Dae Jung mengeluarkan sapu tangan dari kantongnya dan menempelkannya pada luka di tangan Linda agar darahnya tidak mengalir semakin banyak. Linda menarik tubuh Dae Jung, “Dae Jung aku mohon kau keluar dulu,” pinta Linda dengan wajah memohon. Dae Jung seperti orang linglung. Bukankah di saat seperti ini Linda harusnya mengucapakan terima kasih pada Dae Jung karena dia sudah menolongnya. Tapi yang ada kini Linda menarik tangannya dan menyuruh Dae Jung untuk pergi. Dae Jung tak lantas langsung pergi, dia butuh penjelasan akan semua ini. “Ada apa Miss Linda, apa aku melakukan kesalahan?” Tanyanya dengan tatapan mata penasaran. “Aku akan menjelaskannya padamu tapi tolong pergilah dulu,” Linda berusaha menarik tangan Dae jung . Kali ini dia tidak memberontak. “Putraku!” Terlambat! Wajah Linda berusaha menarik Dae Jung menjauh, namun jarak pintu dengan tempatnya berdiri lumayan jauh dan Lavi sudah melihat Dae Jung, Tangan kanan Dae Jung dicekal Lavi. Pegangannya sangat erat seolah dia tidak akan melepaskan Dae Jung. “Ada apa Nyonya kenapa kau memegang tanganku?” Tanyanya dengan nada tak mengerti. “Dae Jung! Cepat pergi dari sini.” Kata Linda. Perempuan itu berusaha melepaskan pegangan tangan Lavi dengan mendekap tubuh Lavi sementara Linda meminta Dae Jung unruk melepaskan tangan Lavi yang mencekal tangannya. “Lepaskan aku! Biarkan aku memeluk putraku. Davin! Kau kembali. Aku sangat merindukanmu.” Racau Lavi tak jelas. Davin? Dae Jung mencoba menengok ke kanan dan kiri namun tak ada seorang pun yang berada di sana selain dirinya. Apa yang dia maksud Davin adalah diriku? Dae Jung bertanya dalam hati. Duakh! Lavi memukul perut Linda dan langsung berlari memeluk Dae Jung dengan sangat erat. Tubuh Dae Jung menegang takut sekaligus tak bisa bergerak karena dekapan Lavi. Linda berusaha bangkit dan membantu Dae Jung terlepas dari Lavi namun perempuan itu memeluk Dae Jung lebih erat dan membuatnya kesulitan bernapas. “Dae Jung maafkan aku,” sesal Linda. Harusnya dari awal Linda tidak lupa menutup pintu dan menguncinya namun perempuan itu terlalu khawatir dengan keadaan Lavi jadi dia berlari tanpa memikirkan apapun lagi. Dae Jung bisa merasakan pakaiannya basah karena Lavi menangis di dekapannya. Kedua tangan Dae Jung terangkat teratas. Lelaki itu tampak membiarkan Lavi memeluk tubuhnya. Rasanya percuma memberontak karena itu akan membuat Lavi semakin histeris. “Tidak apa-apa, Miss. Aku baik-baik saja,” dalam keadaan seperti ini Dae Jung masih bisa tersenyum dan memaklumi keadaan. Dae Jung berusaha mencerna apa yang terjadi. Lelaki ini bisa melihat bahwa perempuan yang tengah memeluknya sedang tidak dalam keadaan mental dan emosi yang stabil. “Nyonya apa kau baik-baik saja?” Tanya Dae Jung pada perempuan di dekapannya. Dae Jung mendapat pukulan kecil dari tangan perempuan itu. Bukan pukulan yang penuh tenaga namun lebih seperti pukulan gemas dari sang ibu kepada anaknya. “Kenapa kau lama sekali datang? Kenapa kau baru pulang sekarang!” Racau Lavi. Linda merasa berhutang penjelasan pada Dae Jung namun dia tidak bisa menjelaskannya sekarang. “Nyonya Lavi aku mohon mari kita kembali ke kamar,” Linda berusaha membujuk Lavi untuk melepaskan pelukannya. Namun perempuan itu menggeleng pelan seperti anak kecil yang tak mau lepas dari pelukannya. “ Biarkan saja dulu, Miss,” Dae Jung memberikan kesempatan pada Lavi untuk memeluknya sejenak. Mungkin ini salah paham, dia bisa menjelaskannya pada Lavi nanti jika dia sudah dalam keadaan sadar. Lavi melepaskan pelukannya dan menangkup pipi Dae Jung, “Apa kau makan dengan baik?” Tanyanya seperti seorang ibu yang merindukan anaknya. Dae Jung mengerjapkan matanya tanda tak tahu harus menjawab apa. “Tentu saja aku makan dengan baik, Nyonya Lavi,” kata Dae Jung. Lavi mencubit lengan Dae Jung kecil. “Kau ini kenapa memanggilku dengan Nyonya Lavi, masa manggil mama sendiri dengan sebutan begitu?” Sorot mata Lavi tampak meredup. Dia terlihat lebih normal dan bisa mengendalikan emosinya. “Ma.. ma?” Dae Jung bertanya, namun Lavi salah paham mengartikannya sebagai panggilan untuknya. “Nah gitu dong, mama senang kamu akhirnya pulang. Kau pasti lelah sekali. Ayo, aku akan mengantarmu ke kamar?” kata Lavi sambil tersenyum sumringah. Dae Jung merasa ada yang salah. Dia harus segera pergi dari sini, Haruskah dia menolak tawaran host family ini? Mungkin lebih baik dia menelepon orang tuanya dan meminta bantuan mereka. Dae Jung memutar tubuhnya dan bersiap menarik kedua kopernya keluar tapi langannya langsung dicekal oleh Lavi. “Kau mau kemana? Baru pulang kok sudah pergi lagi,” kata Lavi. Dae jung seperti terjebak, lebih tepatnya dijebak. “Miss apa yang harus aku lakukan?”Dae Jung bertanya pada Linda dengan suara lirih. Perempuan itu menggeleng tanda dia tidak bisa membantu Dae Jung sedikit pun. Haruskah Dae Jung mengikuti alur drama dadakan ini? “Tidak ke mana-mana,” kata Dae Jung. Lavi langsung mengamit lengan Dae Jung kembali,” Baiklah ayo kita makan, Linda tolong siapkan makanan yang enak malam ini,”perintah Lavi pada Linda.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN