Ini baru hari pertama Dae Jung tiba di rumah ini namun dia ingin menarik kopernya kembali dan kembali hidup di asrama. Dae Jung tidak menyangka keluarga ini tidak sebaik yang dia kira. Entah apa yang mereka pikirkan saat menawarkan Host Family kepada para murid. Apa mereka tidak berpikir tentag keselamatan murid yang tinggal di sini?
Dae Jung tidak bisa mengelak fasilitas yang diberikan rumah ini benar-benar mewah bahkan mereka tidak meminta bayaran kepada murid yang tinggal di sini namun Dae Jung tidak menyangka ini semua seperti jebakan batman.
Dae Jung memandang kamar yang diberikan keluarga ini untuknya. Kamarnya sendiri tampak di desain dengan sangat manly, minimalis dan juga sangat rapi. Dengan springbed ekstra besar dan berbagai perabot yang ada di dekitarnya. Dae Jung mengamati sekitar. Setelah dua jam berbincang dan makan makan dengan Lavi akhirnya dia bisa lepas dari kungkungan perempuan itu. Sedari tadi Miss Linda tampak resah dengan apa yang menimpa Dae Jung.
Dae Jung tengah berdiri sambil mengamati beberapa bingkai foto yang tergantung di dinding. Foto seorang lelaki tampan dengan mata berwarna biru kulit putih yang tengah tersenyum ke arah kamera. Apakah ini sosok Davin yang sejak tadi disebut Lavi?
Sepanjang makan malam Lavi mengobrol seolah dia tahu Dae Jung sejak lama. Dia bahkan tidak bertanya alasan Dae Jung kemari. Tapi sepanjang pembicaraan perempuan itu selalu memanggilnya Davin.
“Apa kau tidak apa-apa?’
Terlalu lama mengamati foto yang ada ada di hadapannya Dae Jung seolah lupa membiarkan pintu kamar ini terbuka. Linda masuk ke kamar Dae Jung dengan membawa secangkir teh peppermint dan juga buah kering untuk Dae Jung.
“Oh, Hai Miss Linda, aku tidak apa-apa,” sapa Dae Jung dengan ramah. Lelaki itu segera menghampiri Linda, “Apa ini untukku?” tanyanya dengan mata berbinar. Linda tersenyum dan mengangguk. “Kalau gitu biar aku yang membawanya,” Dae Jung meraih nampan yang berada di tangan Linda dan meletakkannya di meja.
Ini pertama kalinya Linda bertemu dengan Dae Jung namun Linda bisa menilai bahwa lelaki ini sangat baik dan juga sopan. Dia bahkan sangat mandiri dan tidak ingin merepotkan orang lain. “Kenapa repot-repot, Miss,” kata Dae Jung. Linda menggeleng,”Tidak repot kok,” imbuh perempuan paruh baya itu.
“Maafkan perlakuan Nyonya Lavi padamu Dae Jung.” Linda berhutang penjelasan pada Dae Jung. Lelaki itu mulai paham alasan Linda tidak mau menceritakan pemilik rumah ini sebelum dia masuk ke dalam rumah.
“Duduklah, Miss. Mari kita bicara,” kata Dae Jung mempersilakan Miss Linda duduk di sofa yang ada di sudut ruangan. Dae Jung bukan bersikap kurang ajar seolah dia adalah pemilik rumah ini namun lelaki itu butuh bicara panjang lebar dengan Linda. Karena dia harus memikirkan kembali apakah Dae Jung bisa keluar dari rumah ini atau tidak.
Linda duduk di sofa dan mengatur detak jantungnya sebelum mulai bicara, “Yang kau lihat tadi adalah Nyonya Lavi pemilik rumah ini,” Dae Jung mendengarkan linda bicara tanpa menyela.
Lavi Peterson, seorang wanita karir yang sukses di usia muda. Tak ada yang tidak kenal Lavi Peterson di usia muda. Cantik, sukses mengembangkan bisnisnya sendiri di bidang fashion dan juga kaya raya, Lavi menikah dengan Stephen tanpa rasa cinta . Ada orang lain yang telah mengisi hati perempuan cantik itu. Yaitu Julian Adrio, seorang seniman jalanan yang dicintai Lavi dan membuat perempuan itu berubah dari pola hidup mewah dan menghamburkan uangnya.
Sebagai seorang anak yang terlahir dari keluarga terpandang di Kanada, Lavi tidak bisa memilih jodohnya begitu saja, ayahnya tidak akan merestui hubungan sang putri dengan sembarang orang terlebih dengan orang yang tidak punya masa depan dengan jelas. Stephen adalah anak dari teman bisnis Mr. Peterson, ayah Lavi. Sejak awal pertemuannya dengan Stephen , lelaki itu sudah terpesona dan menggadang-gadang Stephen menjadi calon menantunya.
Stephen adalah tipe orang yang tidak terlalu mengambil pusing soal jodoh. Dia menyerahkan urusan pernikahan sepenuhnya pada orang tuanya. Alhasil dimulailah cerita tragis keluarga Peterson. Tidak ada yang menyangka cinta Lavi disambut baik oleh Julian, mereka menjalin hubungan diam-diam dan membuat Lavi mengandung anak dari hubungannya dengan Julian.
Peterson marah besar dan meminta Lavi untuk memutuskan hubungannya dengan Julian namun Lavi menentang keras akan hal itu. Bukan hanya itu saja, Peterson juga meminta Lavi menggugurkan calon anak yang ada di kandungannya, namun perempuan itu bersikeras untuk mempertahankan bayi yang dikandungnya.
“Tuan Peterson marah besar, dia mengurung Nyonya Lavi dan tak mengizinkan keluar. Nyonya Lavi berusaha mempertahankan kandungannya meski beberapa kali dia hampir keguguran. Di tengah kekacauan keluarga ini Tuan Stephen tahu tentang apa yang menimpa Nyonya Lavi. Sejak awal dia sangat mencintai Nyonya Lavi jadi dia bersedia menikahinya dan menerimanya apa adanya,” kata Linda.
Setelah menikah kehidupan Lavi dan Stephen tidak berlangsung baik, terlebih Lavi tidak pernah melayaninya dengan benar sebagai seorang istri. Davin Peterson adalah anak pertama Lavi dengan Julian dia sangat menyayangi anak itu. Di saat dia sedang bahagia dengan kehadiran Davin perempuan itu harus menelan satu kenyataan pahit.
“Tuan Julian kecelakaan namun Nyonya Lavi percaya itu adalah ulah Peterson. Nyonya sangat terpukul beruntung dia menjadi lebih baik karena Nyonya punya Davin. Selang dua tahun setelah pernikahannya Nyonya mengandung lagi, Johnson, anak pertama Nyonya dengan Tuan Stephen. Johnson tidak pernah mendapat kasih sayang ibunya, bahkan beberapa kali Nyonya Lavi sempat berusaha menggugurkan kandungannya saat mengandung Johnson.”
Setiap kali memandang Johnson dia menjadi sangat sedih dan membencinya karena dia selalu menganggap Johnson adalah kesalahan. Sejak kecil Johnson hanya hidup dari kasih sayang sang ayah. Meskipun Lavi membencinya Johnson selalu bersikap baik padanya. Johnson dan Davin adalah saudara yang akur.
“Mereka hidup dengan baik, kedua kakak beradik itu sangat bahagia dan rumah ini menjadi ramai karena mereka. Johnson anak yang ceria dia selalu membuat sang kakak tertawa. Sementara Davin lebih pendiam. Hidup mereka saat itu mulai membaik, Nyonya Lavi mulai berubah dan menyayangi Johnsosn, namun itu semua tidak berlangsung lama, sebelum hal tragis terjadi di rumah ini.”
Dae Jung mendengarkan dengan seksama,”Apa yang terjadi, Miss? Tragedi apa?” Sela Dae Jung dengan wajah penasaran. Tatapan wajah Lavi berubah sedih seolah kembali ke hari itu.
“Davin kecelakaan. Sejak kecelakaan itu Nyonya Lavi kembali membenci Johnson. Karena kecelakaan itu terjadi saat Johnson dan Davin bersama,” ujar Miss Linda dengan mata berkaca-kaca. Dae Jung bisa merasakan kesedihan yang dirasakan perempuan itu. Dia tidak menyangka di balik rumah yang mewah ini terdapat kisah sedih yang menguras air mata.