“Apa kau belum memikirkan tawaranku?” Tanya Liow dengan wajah serius. Hyunsu masih belum menjawab tawarannya untuk duet bersamanya. Hyunsu masih butuh waktu untuk bilang iya. Hyunsu menatap Liow dengan tatapan tidak enak karena dia terus mengulur waktu. Padahal Hyunsu sudah menyerahkan lagu Letting You pada Liow. Dia boleh mengubah dan merilis lagu itu namun Liow menolaknya. Dia hanya akan menerima lagu itu jika Hyunsu mau berduet dengannya. Hyunsu tidak tahu apa alasan yang membuat Liow sangat ingin berduet dengannya.
“Hyung, di luar sana masih banyak penyanyi yang lebih bagus dariku kenapa kau memilihku untuk lagu ini?” Hyunsu akhirnya mengeluarkan uneg-uneg di kepalanya. Liow menatap Hyunsu dengan tatapan serius, padahal dia sudah berulang kali berusaha meyakinkan Hyunsu untuk berduet dengannya namun sejauh ini dia gagal meyakinkannya.
“Karena hanya kamu yang cocok dengan lagu ini. Aku bukannya sombong atau bagaimana tapi aku mungkin bisa mengajak artis lain namun aku maunya kamu. Hyunsu,” gumam Liow. Tatapan lelaki itu benar-benar tulus.
“Tapi aku tidak berani tampil di depan publik, Hyung.” kata Hyunsu. Tampil di depan publik bukan perkara mudah. Meski sudah pernah tampil di panggung untuk kompetisi menyanyi namun Hyunsu bisa merasakan seberapa besar tekanan tampil di atas panggung. Terutama ketika dia harus memberikan yang terbaik. Dia takut tidak bisa tampil All out jika dia dalam tekanan besar.
Apalagi jika dia harus berduet dengan Liow. Liow merupakan salah satu penyanyi besar di Korea pastinya setiap kali merilis album lagu Liow akan melejit. Dia harus melakukan banyak promosi selama masa albumnya rilis. Masa promosi album di Korea biasanya selama dua minggu atau lebih. Liow harus tampil di musik show seperti Music Camp, All The Beat dan musik show lainnya. Selain itu Liow juga harus tampil di berbagai acara Tv atau radio. Biasanya Liow baru bisa beristirahat lima setelah albumnya rilis. Karena setelah rilis Liow kembali bekerja menulis lagu dan bersiap merilis album berikutnya. Belum lagi jika dia harus menjalani tour ke luar negeri bisa berbulan-bulan dia tidak mendapatkan waktu libur.
“Aku sudah bilang padamu kan, Hyunsu. Kita bisa rilis lagu ini sebagai single aja, bukan album, tanpa MV juga tidak apa-apa,” ujar Liow. Sebelumnya Liow sudah menawarkan pada Hyunsu jika dia tidak dapat tampil di depan kamera tidak apa-apa. Mereka bisa merilis lagu bersama. Liow hanya butuh Hyunsu dan suaranya tidak lebih dari itu. Tentu saja Liow akan membagi hasil dari perilisan lagu ini. Hyunsu berhak mendapatkan 50% royalty.
Liow tahu Hyunsu selalu bekerja keras untuk membiayai kuliah dan hidupnya sendiri, karena itu Liow ingin membantunya. Namun tidak mungkin bagi Liow untuk memberikan uang pada Hyunsu begitu saja karena lelaki itu pasti menolaknya, jadi dia memikirkan cara bagaimana membantu Hyunsu tanpa membuatnya tersinggung dan tanpa sengaja di hari itu Liow menemukan bakat bahwa Hyunsu pandai menulis lagu dan suaranya sangat bagus. Selama ini Liow memang sering melihat Hyunsu bermain gitar namun belum sekalipun dia mendengar Hyunsu bernyanyi.
“Pikirkanlah lagi, Hyunsu,” gumam Liow. Hyunsu ingin menolak lagi namun hape yang berada di dalam sakunya bergetar. Sebuah panggilan dari nomor Bibi Jung. “Bentar Hyung aku ada telepon,” kata Hyunsu meminta izin pada Liow untuk mengangkat telepon. Liow mengizinkan Hyunsu untuk mengangkat telepon miliknya. Hyunsu menggeser tombol hijau di hapenya, “Halo, Bibi, ada apa?’ gumam Hyunsu tanpa basa-basi. Jarang sekali Bibi Jung meneleponnya jam segini, biasanya dia akan menelepon Hyunsu saat malam sebelum Hyunsu berangkat kerja paruh waktu di minimarket.
Hyunsu menunggu jawaban dari seberang sana namun yang terdengar pertama kali bukan suara Bibi Jung. “Halo apa benar ini dengan Hyunsu?” tanya seseorang di seberang sana. Wajah Hyunsu mendadak pucat. Entah kenapa dia merasakan feeling yang tidak enak karena masalah ini.
“Iya benar, maaf Anda siapa ya?” Tanya Hyunsu dengan perasaan was-was. Liow bisa membaca waut wajah Hyunsu, sepertinya ada yang tidak beres dengan lelaki itu, “Ada apa?” Tanyanya dengan nada rendah. Hyunsu mengangkat tangannya pertanda dia tidak bisa berbicara dengannya sekarang. Liow menunggu Hyunsu selesai bicara dan berharap tidak ada sesuatu yang buruk terjadi.
“Aku Eun Ja, tetangganya Bibi Jung, maaf aku tiba-tiba meneleponmu, aku ingin mengabari bahwa Bibi Jung masuk rumah sakit. Bisakah kau ke sini?” gumam Bu Eun Ja.
Hyunsu tampak terkejut dan tidak tahu harus berkata apa. Dia mencoba untuk tenang setelah mendengar kabar tentang Bibi Jung. “Baiklah aku akan ke sana, tolong jaga Bibi Jung sampai aku datang,” kata Hyunsu lalu menutup teleponnya.
“Ada apa? Kenapa kau panik seperti itu?” Hyunsu seperti tersadar bahwa dia masih di apartemen Liow dan lelaki itu masih menunggu jawaban dari pertanyaannya.
“Bibi Jung masuk rumah sakit, aku harus ke Busan sekarang,” Kata Hyunsu.
“Hah? Bagaimana bisa?”
Hyunsu sudah menceritakan tentang Bibi Jung pada Pak Kim dan Liow. Dia malah lebih sering menceritakan tentang Bibi Jung daripada Park Bora dan Hyunjin yang notabenenya adalah keluarganya.
“Aku juga tidak tahu Hyung,” Hyunsu memasukkan hapenya ke dalam kantong dan bermaksud keluar dari apartemen LIow, namun lelaki itu mencekal lengan Hyunsu.
“Tunggu! Kau mau naik apa ke Busan?” Tanya Liow.
“Apalagi kalau bukan kereta, Hyung, aku harus berangkat sekarang.” Liow belum juga melepas cekalan tangannya di lengan Hyunsu. Lelaki itu masih mau bicara dengan Hyunsu, “Kau naik pesawat saja. Biar aku pinta manager yang mencarikanmu tiket, aku akan menelepon managerku sekarang. Manager Lee akan stand by di bandara begitu kau datang,” kata Hyunsu.
“Tapi Hyung---“
Hyunsu berusaha untuk menolak namun ucapannya langsung disahut oleh Liow, “Aku melakukan ini demi Bibi Jung. Bukannya kau harus sampai dengan cepat di Busan. Kalau naik kereta bakalan lama sebaiknya kau naik pesawat saja,” kata Liow. Hyunsu tidak tahu harus berterima kasih bagaimana kepada Liow. Lelaki itu sudah banyak membantunya selama ini. Liow segera menghubungi manager Lee agar membelikan Hyunsu tiket pesawat. Hyunsu masih belum beranjak dari tempatnya berdiri bahkan sampai Liow menutup teleponnya. “Kenapa kau masih ada di sini? Cepat berangkat sana,” Liow mendorong tubuh Hyunsu keluar dari apartemennya.
“Aku akan mengirimkan nomor manager Lee padamu. Jika kau sudah sampai bandara segera hubungi dia,” kata Liow. Hyunsu mengangguk, “Hyung makasih. Aku pergi dulu,” kata Hyunsu sambil melambaikan tangan.