“Ini semua karena aku kan, Hyung?”
Belum sempat Liow membuka suara, Hyunsu lebih dulu menyalahkan dirinya. Liow harus menjalani proses interogasi yang panjang karena Hyunsu. Hyunsu yakin pasti masalah ini ada hubungannya dengan kejadian saat mereka menolong Jeyoon.
Liow menyandarkan tubuhnya di sofa. Lelaki itu terlihat lelah, “Beri aku beberapa menit. Aku butuh bernapas sebentar. Aku akan menjelaskan semuanya padamu” gumam Liow tampak memejamkan mata. Hari ini memang melelahkan sekali.
Liow harus membatalkan banyak jadwal syutingnya karena skandal yang tiba-tiba mencuat ke permukaan publik. Lelaki itu baru saja mau keluar dari apartemennya ketika sebuah berita mendadak heboh di naver dan bahkan menduduki posisi pertama pencarian Naver pagi ini.
Di Balik Imagenya yang Kalem Ternyata Liow adalah Seorang Pecandu n*****a. Begitulah headline yang tertera di surat kabar dan juga artikel di naver hari ini. Liow tak percaya bisa-bisanya seseorang mengikutinya dan membuat berita sampah seperti ini. Namun Liow bisa bernapas lega karena di dalam berita tersebut tidak ada nama orang lain yang terseret. LIow justru khawatir jika Hyunsu terseret dalam masalah ini.
Setelah menjalani proses berjam-jam interogasi polisi akhirnya melepaskan Liow karena kurangnya bukti. Bahkan foto yang diambil oleh wartawan terlalu samar untuk membuktikan bahwa lelaki yang tengah berada di dalam photo itu adalah dirinya meski memang sebenarnya itu adalah Liow.
“Hyung, kau tidur?”
Sudah lima belas menit berlalu dan Liow tampak tenang dengan napas teratur. Hyunsu takut kalau Liow tidur sebelum menjelaskan apa-apa padanya. “Dabin Hyung, kau janji untuk menceritakan padaku kenapa kau malah tidur,” Hyunsu mendekati Liow dan mengguncang-guncang bahunya. Liow yang hampir tertidur seperti ditarik kembali ke alam nyata.
“Kau ini benar-benar, tidak bisakah kau beri aku waktu untuk tidur sebentar,” gerutu Liow. Hyunsu tidak akan membiarkan lelaki ini tidur lagi sebelum menjelaskan masalah ini padanya dengan sejelas-jelasnya. Hyunsu menarik kembali tubuh Liow yang mau bersandar. Meski memiliki tubuh yang lebih kecil dari Liow namun jangan salah, tenaga Hyunsu sama besarnya dengan Liow.
“Kau ini memang benar-benar keras kepala,” akhirnya Liow menegakkan tubuhnya kembali. Lelaki itu melemparkan kekesalannya pada Hyunsu. Liow menegakkan posisi duduknya.
“Semuanya sudah beres, Hyunsu. Kau lihat kan aku baik-baik saja, jadi kau tidak perlu khawatir,” Kata Liow. Meski Liow berusaha meyakinkan Hyunsu bahwa dia baik-baik saja tapi Hyunsu sama sekali tak percaya. Ketika seorang idol melakukan kesalahan tak jarang netizen akan melontarkan komentar atau kata-k********r padanya dan hari ini Hyunsu banyak melihat komentar-komentar tersebut di situs fans maupun di artikel. Mereka benar-benar menuliskan dengan kata-kata yang sangat menyakitkan. Hate Coment atau komentar kebencian adalah salah satu hal di internet yang sangat menyeramkan, terkadang idol sampai mengalami mental breakdown karena banyaknya komentar kebencian yang mereka terima. Bahkan ada yang sampai mengakhiri hidupnya karena itu.
“Kau tidak dipecat dari perusahaan kan?” Selidik Hyunsu. Hyunsu takut jika karena masalah ini Liow akan dipecat dari perusahaan dan kehilangan impiannya. Menyanyi adalah hal yang paling Liow sukai di dunia ini, jadi Hyunsu pasti tidak akan memaafkan dirinya sendiri jika karean ini Liow harus kehilangan apa yang dia suka.
“Kau pikir mereka akan semudah itu memecatku, jangan terlalu banyak berpikir. Kau ini masih muda tapi sering overthinking saja,” kata Liow sambil mengacak rambut Hyunsu. Sebenarnya ada yang Liow sembunyikan dari Hyunsu. Dia memang tidak dipecat dari agensi atau perusahaan namun beberapa brand maupun acara banyak yang membatalkan acaranya, Padahal promosi album terbaru Liow sudah dekat, Liow juga terpaksa harus mengganti rugi dengan nilai yang tidak sedikit dan hal yang paling membuatnya sedih dia harus menulis surat permintaan maaf kepada fans karena sudah membuat mereka khawatir.
“Aku akan memesan makanan kau mau makan apa, Hyunsu?”
Bisa-bisanya setelah membicarakan masalah serius Liow langsung kepikiran tentang makanan. Hyunsu memandang Liow dengan tatapan tak percara namun dia senang Liow baik-baik saja, Liow sudah seperti sosok kakak bagi seorang Hyunsu. “Apa saja, Hyung,” gumamnya tidak tahu harus memilih makanan apa. Liow masih bisa membaca kekhawatiran di wajah Hyunsu, dia berjalan mendekati anak itu dan mengacak rambutnya, “ I am fine, Hyunsu. Don’t worry,” ujar Liow panjang lebar. Hyunsu mengerjapkan matanya, “Maaf Hyung aku gak bisa bahasa inggris. Hyung ngomong apa?”
Liow tak bisa menagan tawanya, “Ayo makan, hahha,” gumam Liow tak menjelaskan apa yang dia maksud.
“Pindah ke Korea?” gumam Hajoon dan Ara hampir bersamaan. Lisya mengangguk. Sudah sejak lama sejak Lisya meninggalkan tanah kelahirannya itu, karena suaminya sekarang dipindahtugaskan maka Lisya bermaksud memboyong seluruh keluarganya untuk pindah ke Korea Selatan.
“Aku tahu mungkin ga mudah bagi kalian untuk beradaptasi, tapi aku yakin kalian akan betah di sana.”
Lisya pikir ini adalah kesempatan yang bagus untuk mereka. Dia berharap dengan pindah ke Korea Hajoon akhirnya punya suasana baru dan bisa melupakan trauma yang dialaminya. Ara juga tampak senang untuk pindah ke Korea karena pada akhirnya dia bisa menjauhkan Hajoon dari traumanya.
“Bagaimana menurutmu, Ara?” gumam Lisya. Ara menatap mamanya dengan tatapan antusias namun dia tidak langsung menunjukkan bahwa dia setuju dengan keputusan sang ibu. “Aku tergantung Hajoon, Ma. Jika Hajoon mau maka aku juga akan pindah bersama kalian,” tukas Ara. Gadis itu melirik Hajoon dan menanti keputusan darinya. Hajoon dihadapkan dengan pilihan yang sulit. Pindah ke Korea itu artinya dia harus menjalani kehidupan baru di sana dan beradaptasi dengan hal-hal baru dan budaya mereka. Budaya di Korea dan Amerika sangat jauh berbeda. Sebenarnya Lisya sempat khawatir tentang ini namun dia berusaha untuk percaya bahwa anak-anaknya bisa beradaptasi dengan baik di sana.
“Apa aku punya pilihan lain?” Tanya Hajoon sarkastik. Dia sebenarnya sudah mulai nyaman tinggal di Amerika, jika dia harus berpindah tempat lagi otomatis dia harus bisa menyesuaikan diri lagi dan itu tidak mudah.
“Jangan seperti itu Hyunsu, kau juga berhak mengatakan apa yang kamu inginkan,” ujar Lisya. Baginya keputusan Hajoon juga penting di sini. Dia tidak mau memaksakan kehendaknya pada sang anak. Hajoon berpikir sejenak. Hidup sendiri di Amerika bukan hal yang mudah terlebih dia harus mengurus rumah sendiri. Mungkin memang ada baiknya dia ikut kembali ke Korea, siapa tahu di sana Hajoon bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
“Baiklah, ayo kita pindah ke Korea,” gumam Hajoon menyetujui permintaan mamanya. Ara tampak senang dengan keputusan Hajoon dia berharap adiknya bisa membaik setelah berada di Korea. Satu luka pernah Ara torehkan pada Hajoon dengan meminta orang tua mereka pindah kemari. Kini saatnya dia memperbaiki semuanya.