87. Bintang Kehidupan

2040 Kata

Saat membuka mata yang dilakukan Jani pertama kali adalah mengerjapkan matanya pelan. Dia butuh usaha ekstra untuk benar-benar sadar 100% dengan apa yang tengah dia lihat sekarang. Panji. Pria itu tengah mengamatinya dalam diam. Semalam, Jani tertidur lelap sekali. Dia tidak perlu bertanya seberantakan apa wajahnya sekarang, pun dia juga tidak peduli. Panji tidak akan meninggalkannya karena gaya tidurnya yang buruk. "Jam berapa?" Jani berguman pelan, matanya masih sakit kalau melihat cahaya terang. "Empat. Mau mandi?" "Nggak. Dingin!" tolak Jani mentah-mentah. Panji tertawa pelan. Seakan tak pernah lelah, pria itu mendekap tubuh Jani erat sekali. "Bang, aku sekarang panggilnya apa?" Jani jadi berpikir saat nyawanya sudah terkumpul sepenuhnya. "Sebut nama aja nggak sopan. Panggil

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN