Sepeda motor Alula melaju cepat keluar jalur, keluar aspal. Gadis itu lantas memperlambat kecepatan. Sementara Lutfan yang masih agak jauh di belakang, berusaha mempercepat Vespa-nya. Alula berhenti sambil mengusap wajah. Lutfan tidak lama ikut berhenti dan memarkirkan sepeda motornya. “Jangan ceroboh, Alula! Kamu terlalu ngebut, jadi gini, kan, akibatnya!” “Pak, saya–“ Wanita itu justru menangis. Lutfan mengembuskan napas panjang. “Maaf karena suara saya meninggi. Saya refleks.” Alula tidak menjawab. “Tunggu dulu di sini. Biar saya belikan air minum.” Alula tetap tidak menyahut. Ia turun dari sepeda motor dan duduk di trotoar. Pikiran kalut, membuatnya tidak berkonsentrasi dalam berkendara. Hampir saja ia menabrak mobil yang berjalan lambat di depannya kalau saja tidak banting seti