Sesuai dugaanku, Bagus terliat kaget melihat aku menjadi salah satu peserta lomba. Dengan seringai jahat dan jahil yang aku sunggingkan khusu untuknya, aku berhasil menerbitkan ekspresi masam di wajahnya. Dia terlihat kesal. Aku selalu senang membuat musuhku kesal, itu adalah kebahagiaan tersendiri untukku. “Regarta semangat.” Suara melengking Davena sambil membawa spanduk dengan wajah tampanku sedang tersenyum di sana membuatku tersenyum senang dan membuat Bagus semakin kesal. Kadang kita memang harus terlihat mencolok untuk bisa di lihat oleh musuh kita. Sebab aku bukan tipe orang yang gemar berperang diam-diam. Aku lebih suka menghadapinya langsung di depan mata. Lalu senyumku menjadi semakin lebar saat sudut mataku melihat kehadiran Wendy di temani Mommy Desti di sebelah Davena yang a