“Gue diamuk sama bunda pas pulang. Lupa belum hapus warna rambut.” Ucapku mengundang gel;ak tawa ketiga temanku. “Diapain lo sama ayah lo?” Tanya Dario dengan senyuman geli. Mereka bertiga sangat tahu bahwa jika aku melakukan kesalahan tidak mungkin hanya Bunda saja yang mengamuk sebab ayah dan bunda adalah sepaket. “Uang jajan gue di potong.” Desahku pasrah. “Ahh nggak seru, uang jajan doang nggak ngaruh sama lo soalnya duit lo banyak di tabungan.” Olliver menanggapi yang aku balas dengan senyuman sombong. Bisa di bilang aku memang tidak kekurangan uang. Bukan karena orang tuaku kaya raya, tapi aku juga memiliki uag pribadi hasil menang beberapa perlombaan yang aku ikuti sejak SMP. Aku merahasiakan tabungan itu dari ayah dan bunda untuk dana darurat jika keuanganku dari mereka sedang t