Sekitar jam tujuh pagi Zara keluar dari kamar, telah rapi berpakaian kerja. Dia berjalan melewati kamar Glenn yang tertutup rapat. Kemudian melangkah menuju lantai satu. Dia tidak mau bersusah payah berangkat pagi-pagi seperti kemarin lagi. Percuma saja, Glenn ternyata sudah siap lebih pagi. Zara terus melangkah seraya berharap Glenn kesiangan hari ini dan dia masih berbaring di kasur empuknya. Masih belum sadar betul dari mabuknya yang semalam. “Zara!” Ohh ya ampun! Kenapa suara itu lagi sih?! Batinnya merutuk. Terpaksa Zara menghentikan langkah lalu menoleh ke arah ruang makan. Di sana duduk Glenn seraya melempar senyuman khasnya pada Zara. “Ya?” “Kemarilah. Sarapan dulu bersamaku baru kamu berangkat ke kantor. Aku juga akan membayar honormu hari kemarin, berikut uang lemburnya.” Y

