Libur. Bangun lebih pagi. Savana mengaduk s**u coklatnya sendiri. Menaruh tubuh di tepi jendela menghadap taman belakang mansion. Selepas meneguk minuman, Savana memegang d**a. Berdebar. Kencang. "Kau mau aku buat kan sesuatu, nona?" tawar maid berparas muda, mata bulat, danrambut sebahu hitam pekat. "Tidak perlu. Aku tidak selera makan." Savana memijat kening. Kembali membasahi kerongkongan, seakan-akan cukup mengisi perutnya dengan itu. "Baiklah." Segera mundur. Maid itu bergeser. Menyiapkan sarapan untuk yang lainnya. Singkat, ia melirik. Menatap khawatir. Hening beberapa saat. Perhatian Savana teralihkan, begitu mendengar ponsel yang semula ia taruh di atas meja makan, berdering. Kilat netra wanita itu bergeser. Sekaligus tubuhnya. Menyambut gesit. "Vivian, ada apa?" Savana berdec