7

731 Kata
Damian berguling ke kanan dan ke kiri. Di atas ranjang super besarnya, laki-laki berparas setengah ke bulean alias blasteran itu bergerak tak tenang memikirkan hal gila yang pagi tadi ia lakukan pada Jeje. Demi sempak siapa saja. Tolong, dirinya bukanlah lelaki c***l yang bisa melakukan hal seekstrim itu pada seorang gadis. Damian kelepasan, sumpah! Dia benar-benar dilanda penasaran, sehingga bisa berbuat nekat seperti tadi. Mana di pinggir jalan, hampir diteriaki orang lagi. Untung orang-orang papahnya datang, menyelamatkan harga dirinya yang tergadai karena dua gunung kembar itu. Damian menghentakkan kaki di atas ranjang. Logikanya jika rasa penasaran terpenuhi, Damian akan bisa tidur dengan nyeyak sampai tujuh hari tujuh malam. Oke, itu lebay namanya. Karena bukannya bisa tidur dengan nyenyak, Damian justru memikirkan hal lain. Pagi tadi adalah pertama kalinya, seorang Damian melakukan hal tidak menyenangkan itu. Dan pada malam ini pula, untuk pertama kalinya seorang Damian berotak lurus memikirkan hal mengerikan tentang kegiatan seksual. Please! Sewaktu SMP saja, Damian menolak ajakan Gabriel untuk menonton film porno bajakan, mengapa justru tayangan tak senonoh itu muncul dibenaknya dengan pemeran wanita yang sangat ia kenali. "Ini nggak bener. Paling nggak bener!" kesal, Damian lalu bangkit dari ranjang. Laki-laki itu berniat untuk menghubungi Jeje. Pasti ada sesuatu yang gadis itu lakukan sehingga dirinya menjadi gila seperti ini. Damian : (02.00) What are you doing to me? Kenapa lo selalu muncul di otak gue? Lo pake dukun kan?! Damian dengan setia menggenggam ponselnya. Dia harus mendapatkan apa yang dia mau dengan menunggu balasan dari Jeje. Damian : Bls.. jg bc doang! Damian : Pake pelet kan lo smp bkon gue gk bsa tdr! "Sialan!" maki Damian ketika melihat dua garis biru tapi tidak ada balasan masuk untuk pesan yang dia kirim. Drrt... Damian buru-buru membuka satu pesan yang masuk atas nama Jeje. Matanya membulat saat gadis itu bukannya membalas sesuai dengan apa yang ia tanyakan, namun justru melakukan koreksi tidak penting dari ke typoan nya. Jenifer M : Typo *bikin, bos! Merasa percuma, Damian menghempaskan ponsel dan tubuhnya ke ranjang. Besok pagi dia akan meminta penjelasan pada gadis itu. Harus! "Terus gue ngapain kalau setiap merem adegan tak senonoh gue sama dia muncul! Gila!" * Satu hal yang ada di benak Jeje ketika dia sekolah pagi ini. Menghindari yang namanya Damian! Jeje takut pada laki-laki nekat itu. Bagaimana bisa dia dilecehkan, di pinggir jalan raya lagi. Di depan banyak nya manusia. Horor banget si Damian. Jeje nggak pernah nyangka kalau Damian itu piktor! Pikiran kotor! Jeje harus jauh-jauh dari Damian. Harus pake banget kalau nggak mau di jamah sembarangan. Sengklek gini juga, Jeje mah maunya di jamah sama muhrimnya doang. Selama ini ngejar-ngejar Damian, punya pikiran ciuman aja enggak! Semuanya harus Jeje kasih waktu selesai Ijab Kabul. Kalau jodohnya bukan Damian kan kasihan suaminya nanti dapet bekas. Eh, ini malah di duluin Damian di bagian remes-remesan. Mending nasi rames aja enak! Pake sayur kol sama daging ayam. Anjingnya kan si Damian, Jeje o-to the-gah! Ogah! "Je!" Sialan! Tuh laki-laki nggak ada malunya abis cabulin gue, nuduh gue pake pelet, masih aja manggil-manggil. "Jeje!" teriak Damian memanggil nama Jeje saat gadis itu baru saja turun dari mobil kesayangannya. Damian berlari mengejar Jeje yang juga berlari. Susah banget dicarinya itu cewek. Macem cacing kremi aja, susah diambil nya pas ketemu, pikir Damian. "Jenifer!" "Sorry gue nggak ada duit receh, Bang!" kali ini Jeje yang berteriak di tengah pelariannya. Sinetron banget nggak sih, biasanya dia yang gangguin Damian ini malah kebalikan. Nggak nice banget kalau gini. "Je.." "Aaaa... Jauh-jauh lo. Jauhin gue, sialan!" maki Jeje saat Damian menarik lengan Jeje hingga tubuh gadis itu berbalik menghadap Damian. "Denger dulu!" hardik Damian. "Nggak! Moh, embung!" Jeje menggelengkan kepalanya, menolak untuk mendengarkan apa yang akan Damian sampaikan padanya. "Dengerin dulu gue, Jenifer!" "Nggak! Lepas! Lo cabul." Damian rasanya ingin menggetok kepala Jeje. Kenceng banget pas ngomong cabulnya perasaan. "Soal kemaren gue yang remes t***k lo.." Ucapan Damian menggantung saat beberapa orang yang melihat drama India Damian dan Jeje terpekik kaget, membuat Damian tersadar dengan ucapan yang baru saja ia lontarkan. "What?! Damian remes-remes si Jeje?" "Oh, My God! Mereka pacaran?" "Kok ada bagian remes t***k sih!" "Je.." Damian memanggil nama Jeje saat ke dua mata gadis di depannya itu terlihat memerah. "Hiks! Gue benci lo Damian!" isak Jeje sambil berteriak keras pada Damian sebelum berlari lagi menuju parkiran.  "Je, sor.." ucapan Damian menggantung, ia lanjutkan dalam hati dalam meminta maaf pada Jeje.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN