Bola kristal itu mulai bercahaya terang diikuti oleh energi yang tak terlihat. Perlahan namun pasti tujuh bola kecil yang ada didepannya mulai bercahaya satu persatu. Dimulai dari putih kemudian merah, jingga,kuning,hijau,biru,dan ungu.
Itu merupakan pemandangan yang menakjubkan. Xiao Lan memperhatikan dengan seksama dengan raut wajah takjub. Sementara guru Xu yang berada disampingnya telah lama membeku.
Bola kecil yang berwarna ungu itu bercahaya dengan terangnya hingga bisa menerangi seluruh ruangan. Disekitar tubuh Yin Li terdapat dua warna cahaya yang berbeda, yaitu warna merah gelap dan warna biru yang nampak sedikit bening.
Setelah beberapa menit kemudian cahaya mulai memudar hingga benar-benar padam. Yin Li menarik tangan dan berjalan kesamping Xiao Lan.
"Bagaimana guru Xu?" Tanya Yin Li melihat guru Xu membeku ditempat.
"Guru Xu, guru~"ucap Xiao Lan sambil melambaikan tangannya didepan wajah guru Xu.
"Oh Dewa itu ungu! Benar-benar ungu! Aku tidak percaya aku bisa melihatnya dengan mata kepalaku sendiri di dalam hidupku" seru guru Xu dengan memegangi dadanya mencegah agar jantungnya tidak keluar.
Xiao Lan memasang ekspresi konyol, memangnya ada apa dengan warna ungu?. Melihat wajah sang putri yang bingung. Guru Xu menarik nafas kemudian ia menjelaskan.
"Setiap kekuatan roh spiritual di bagi menjadi tujuh tingkat. Yang bisa dibilang diwakilkan oleh kristal kecil berbagai warna ini. Dimulai dari warna tingkat putih,merah, jingga dan sampai ke warna tingkat ungu. Dan warna ungu merupakan tingkat yang paling tinggi" saat guru Xu mengatakan ini matanya berbinar dengan semangat seperti seorang anak kecil yang baru saja mendapat permen.
"Sudahlah, sekarang putri silahkan melangkah kedepan untuk melakukan uji kekuatan anda. Letakkan tangan anda disini dan alirkan energi dalam tubuh anda kedalam kristal sampai batas kekuatan yang anda miliki." Guru Xu masih berusaha untuk menenangkan jantungnya yang masih melonjak hebat seperti drum yang dipukul.
Beduum
Beduum
Beduum
"Baik guru Xu" balas Xiao Lan sambil melangkah maju. Ia meletakkan tangannya diatas bola kristal bening itu dan memejamkan matanya. Kemudian ia merasakan energi asing mengalir melalui tubuhnya dimulai dari bawah pusatnya dan melewati tanganya. Rasanya sangat nyaman dan ia sangat menikmati ini. Rasanya seperti melayang diatas awan.
Berbeda dengan keadaannya yang nyaman menikmati sensasi aneh itu. Disisi lain guru yang memperhatikan bola kristal yang menyalah semakin terang hampir kehilangan kesadarannya. Bisa dilihat bahwa kristal kecil yang ada di didepan bola kristal besar itu menyalah satu persatu dengan cepat. Putih.....kuning....biru......dan kemudian ungu. Tapi itu tidak berhenti sampai disitu kristal kecil itu terus menyalah. Disekitar tubuh Xiao Lan menyalah lima warna terang merah, hijau, kuning, biru dan putih yang bersatu membukus tubuhnya seperti kepompong.
Xiao Lan tidak menyadari itu sama sekali. Ia terus mengalirkan kekuatan energinya kedalam bola kristal. Kemudian sesuatu yang tidak terduga terjadi. Sepertinya bola kristal itu tidak dapat menahan kekuatan yang begitu kuat kemudian meledak dengan suara 'boom'. Sebelum bola kristal hancur ada kilasan warna hitam melintas sebentar dan menghilang kemudian.
Xiao Lan begitu kaget dengan meledaknya bola kristal itu. Ia melongoh menatap bola kristal yang hanya tersisa setengahnya saja. Kemudian ia mengalihkan pandangannya kearah guru Xu. Namun ia hanya melihat guru Xu yang sudah terduduk di lantai sambil menatapnya dengan tidak percaya.
Xiao Lan memiringkan kepalanya dan kemudian berfikir sebentar. Mungkin guru Xu marah padanya karena memecahkan bola kristal ini. Kilatan cahaya melintasi matanya dan kemudian ia membukuk kearah guru Xu seperti anak kecil yang melakukan kesalahan.
"Guru Xu maaf aku memecahkan bola kristal itu. Tapi sepertinya bola kristal itu sudah tua dan mudah pecah jadi mohon jangan salahkan aku". Untuk sementara guru Xu tidak bisa mendengar ucapannya dikarenakan ia masih linglung.
Setelah beberapa menit kemudian barulah ia bisa mengendalikan dirinya. Dengan memegangi dadanya ia mencoba berdiri dengan bantuan tumpuan meja yang ada disampingnya.
Kemudian ia menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan.
"Wow! Aku sungguh tidak percaya apa yang baru saja aku saksikan. Warna hitam adalah tingkat tertinggi kultivasi dan ditambah 5 elemen. Aku... aku sungguh tidak bisa berkata-kata lagi. Kalian berdua adalah murid-murid yang menakjubkan. Aku harus segera istirahat untuk menenangkan diri terlebih dahulu. Kalian berdua bisa istirahat" ucap guru Xu dengan melambaijan tangannya kemudian berbalik dan pergi.
"Baik guru. Eh! Awas hati-ha...ti•-
Buuk~
"Aduh~" guru Xu meringis. Sepertinya ia masih linglung dengan apa yang barusan terjadi tadi dan masih tidak percaya dengan apa yang baru saja ia lihat. Coba bayangkan diseluruh benua tingkat kultivasi warna ungu sudah sangat langkah apalagi yang warna hitam mungkin hanya ada 1 dalam 10.000 tahun ditambah bakat elemen bawaan ganda sudah sangat langkah tapi ini...ini lima elemen sekaligus.
Ia sungguh tidak percaya dengan apa yang baru saja ia alami tadi. Ia baru saja melihat genius tidak melihat monster 10.000 tahun. Ia harus menenangkan diri terlebih dahulu untuk mencernah semuanya sepertinya butuh waktu yang cukup lama.
Setelah guru Xu pergi Xiao Lan dan Yin Li pergi untuk kembali kamar mereka.
>Skip
Setelah sampai di dalam kamar Xiao Lan menyuruh Yin Li menyiapkan air untuk mandi bagi dirinya. Setelah itu ia duduk dikursi yang ada dalam ruangan itu.
Saat duduk dikursi pikirannya mengelanah. Ia kembali mengingat apa yang ia alami sepuluh tahun lalu.
'Sepuluh tahun. Sudah lama sekali. Aku sangat merindukanmu. Semoga kau bahagia disana. Tapi kenapa kau pergi meninggalkan aku sendiri disini. Dulu kau berjanji tidak akan meninggalkan aku tapi kenapa? Kenapa kau tidak menepatinya?' Tanpa sadar air matanya jatuh perlahan di kedua pipinya. Ia kembali mengingat kenangan yang ia alami 10 tahun lalu. Kadang ia tersenyum sendiri meskipun air matanya jatuh.
"Rey... aku merindukanmu"
Tak lama kemudian Yin Li datang. "Nona airnya sudah siap. Ah nona kenapa kau menangis. Tolong nona jangan menangis hamba juga ikut sedih nanti" ucap Yin Li
Xiao Lan tersentak kaget kemudian ia menyeka pipinya. "Apa aku menangis?" Melihat tangannya basah ia hanya tersenyum pahit.
'Maaf Rey aku menangis lagi'
"Maaf membuatmu cemas Yin Li aku akan segera mandi" kemudian ia beranjak dan pergi untuk mandi.
Melihat pungungnya yang tampak rapuh hanya dengan sapuan angin membuat Yin Li ingin menangis. Nasib tuannya tidak jauh dengan nasibnya sendiri. Dicampakkan oleh keluarganya sendiri karena ridak berguna.
❤