Asya tertawa melihat reaksi Jani. "Aku angkat atau tidak?" Asya mencubit pipi kekasihnya itu. "Jangan..." Jani merajuk. "Selama sama aku, tidak boleh bicara sama perempuan lain." Asya tertawa, "Bagaimana kalau itu ibuku atau Anin." "Ahh. Kamu menggodaku. Kan tahu kalau Tante Ara sama Anin itu my best buds!" Jani merangkul lengan Asya. "Simpan ponsel itu atau tidak?" Jani pura pura mengancamnya. Asya tergelak sambil menyimpan ponselnya, "Aku takut sekali." "Si Shanti itu kalau macam macam, akan berhadapan denganku! Ingat insiden si Jehan? Dia jambak, aku jambak lagi," Jani menegaskan. Asya tertawa terbahak bahak, "Semoga tidak lagi terjadi jambak jambakan itu." "Ah, aku akan kangen sekali sama kamu. See you in five days ok?" Asya mengecup bibir Jani dengan lembut. "Sekarang

